BERBAGAI
MACAM STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF LANGKAH-LANGKAH, KELEBIHAN DAN KEKURANGAN
STRATEGI
Dalam kegiatan belajar mengajar daya serap peserta
didik tidaklah sama. Dalam menghadapi perbedaan tersebut, strategi pengajaran
yang tepat sangat dibutuhkan. Metode pembelajaran merupakan salah satu strategi
pembelajaran yang dapat dilakukan oleh guru untuk menghadapi masalah tersebut
sehingga pencapaian tujuan pengajaran dapat tercapai dengan baik. Dengan
pemanfaatan metode yang efektif dan efisien, guru akan mampu mencapai tujuan
pengajaran. Proses belajar-mengajar yang baik, hendaknya mempergunakan berbagai
jenis metode pembelajaran secara bergantian atau saling bahu membahu satu sama
lain
Berikut ini akan kami bagikan model dan
strategi pembelajaran aktif (Active learning)atau
yang sring kita kenal dengan sebutan Strategi PAIKEM (Pembelajaran Aktif,
Inovatif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan). Metode PAIKEM sebagai alternatif
yang dapat digunakan oleh guru untuk dapat mengaktifkan peserta didik, baik
secara individu maupun kelompok.
Guru diharapkan dapat melakukan pengembangan,
modifikasi, improvisasi atau mencari strategi atau metode lain yang dipandang
lebih tepat. Karena pada dasarnya tidak ada strategi yang paling ideal/baik.
Masing-masing strategi memiliki kelebihan dan kekurangan sendiri. Hal ini
sangat tergantung pada beberapa faktor, seperti tujuan yang hendak dicapai,
pengguna strategi (guru), ketersediaan fasilitas, kondisi peserta didik dan
kondisi lainnya.
Aplikasi strategi PAIKEM harus bersifat variatif.
Sekian banyak model strategi PAIKEM seharusnya tidak diterapkan secara tunggal,
melainkan harus dikombinasi antara satu strategi dengan strategi lainnya.
Kombinasi dua strategi atau lebih ini sangat menopang ketuntasan pencapaian
tujuan optimal. Pemilihan dua atau lebih strategi dalam satu proses
pembelajaran harus melihat dan mencermati Kompetensi Dasar disampaikan.
Disamping itu, kombinasi dua strategi atau lebih ini sangat sesuai dengan
prinsip dasar PAIKEM, yakni, pembelajaran serba variasi. Proses pembelajaran
harus menggunakan variasi metode, variasi strategi, variasi media, dan variasi
sumber belajar.
Berikut ini macam-macam metode pembelajatan PAIKEM dan
langkah-langkah penerapanya :
1.
EVERYONE IS A TEACHER HERE (Setiap murid sebagai guru)
Langkah-langkah
Penerapan :
1.
Bagikan
kertas kepada setiap peserta didik dan mintalah mereka untuk menuliskan sebuah
pertanyaan tentang materi pokok yang telah atau sedang dipelajari, atau topik
khusus yang ingin mereka diskusikan dalam kelas.
2.
Kumpulkan
kertas-kertas tersebut, dikocok dan dibagikan kembali secara acak kepada
masing-masing peserta didik dan diusahakan pertanyaan tidak kembali kepada yang
bersangkutan.
3.
Mintalah
mereka membaca dan memahami pertanyaan di kertas masing-masing, sambil
memikirkan jawabannya.
4.
Undang
sukarelawan (volunter) untuk membacakan pertanyaan yang ada di tangannya (untuk
menciptakan budaya bertanya, upayakan memotivasi siswa untuk angkat tangan bagi
yang siap membaca--tanpa langsung menunjuknya).
5.
Mintalah
dia memberikan respons (jawaban/penjelasan) atas pertanyaan atau permasalahan
tersebut, kemudian mintalah kepada teman sekelasnya untuk memberi pendapat atau
melengkapi jawabannya.
6.
Berikan
apresiasi (pujian/tidak menyepelekan) terhadap setiap jawaban/tanggapan siswa
agar termotivasi dan tidak takut salah.
7.
Kembangkan
diskusi secara lebih lanjut dengan cara siswa bergantian membacakan pertanyaan
di tangan masing-masing sesuai waktu yang tersedia.
8.
Guru
melakukan kesimpulan, klarifikasi, dan tindak lanjut.
Tujuan
penerapan metode ini adalah: membiasakan peserta didik untuk belajar aktif
secara individu dan membudayakan sifat berani bertanya, tidak minder dan tidak
takut salah.
2.
WRITING IN HERE AND NOW (Menulis Pengalaman secara Langsung)
Menulis dapat membantu peserta didik merefleksikan
pengalaman-pengalaman yang telah mereka alami. Langkah-langkah penerapan
strategi ini adalah :
1.
Guru
memilih jenis pengalaman yang diinginkan untuk ditulis oleh peserta didik. Ia
bisa berupa peristiwa masa lampau atau yang akan datang. Guru menginformasikan
kepada peserta didik tentang pengalaman yang telah dipilih untuk tujuan
penulisan reflektif. Guru memberitahu mereka bahwa cara yang berharga untuk
merefleksikan pengalaman adalah mengenangkan atau mengalaminya untuk pertama
kali di sini dan saat sekarang. Dengan demikian tindakan itu menjadikan
pengaruh lebih jelas dan lebih dramatik dari pada menulis tentang sesuatu di
"sana dan kemudian" atau di masa depan yang jauh.
2.
Guru
memerintahkan peserta didik untuk menulis, saat sekarang, tentang pengalaman
yang telah dipilih. Perintahkan mereka untuk memulai awal pengalaman dan
menulis apa yang sedang mereka dan lainnya lakukan dan rasakan. Guru menyuruh
peserta didik untuk menulis sebanyak mungkin yang mereka inginkan tentang
peristiwa-peristiwa yang terjadi dan perasaan-perasaan yang dihasilkannya.
3.
Guru
memberikan waktu yang cukup untuk menulis. Peserta didik seharusnya tidak
merasa terburu-buru. Ketika mereka selesai, guru mengajak mereka untuk
membacakan tentang refleksinya.
4.
Guru
mendiskusikan hasil pengalaman peserta didik tersebut bersama-sama.Guru
melakukan kesimpulan, klarifikasi, dan tindak lanjut.
3.
READING ALOUD (Metode Membaca dengan Keras)
Membaca suatu teks dengan keras dapat membantu peserta
didik memfokuskan perhatian secara mental, menimbulkan pertanyaan-pertanyaan,
dan merangsang diskusi. Strategi tersebut mempunyai efek pada memusatkan
perhatian dan membuat suatu kelompok yang kohesif. Prosedur dari strategi ini
adalah sebagai berikut :
1.
Guru
memilih sebuah teks yang cukup menarik untuk dibaca dengan keras, misalnya
tentang manasik haji. Guru hendaknya membatasi dengan suatu pilihan teks yang
kurang dari 500 kata.
2.
Guru
menjelaskan teks itu pada peserta didik secara singkat. Guru memperjelas
poin-poin kunci atau masalah-masalah pokok yang dapat diangkat.
3.
Guru
membagi bacaan teks itu dengan alinea-¬alinea atau beberapa cara lainnya. Guru
menyuruh sukarelawan-sukarelawan untuk membaca keras bagian-bagian yang
berbeda.
4.
Ketika
bacaan-bacaan tersebut berjalan, guru menghentikan di beberapa tempat untuk
menekankan poin-poin tertentu, kemudian guru memunculkan beberapa pertanyaan,
atau memberikan contoh-contoh. Guru dapat membuat diskusi-diskusi singkat jika
para peserta didik menunjukkan minat dalam bagian tertentu. Kemudian guru
melanjutkan dengan menguji apa yang ada dalam teks tersebut.
5.
Guru
melakukan kesimpulan, klarifikasi, dan tindak lanjut.
CATATAN :
Ketiga
contoh strategi di atas bertujuan untuk lebih memotivasi pembelajaran aktif
secara individu. Sedangkan contoh berikutnya lebih memotivasi belajar aktif
bersama, cooperative learning.
4. THE
POWER OF TWO & FOUR (Menggabung 2 dan 4 Kekuatan)
Langkah-langkah
Penerapan :
1. Tetapkan satu masalah/pertanyaan terkait dengan
Kompetensi Dasar/Indikator/Tujuan pembelajaran.
2. Beri kesempatan pada peserta untuk berpikir sejenak
tentang masalah tersebut.
3. Bagikan kertas pada tiap peserta didik untuk
menuliskan pemecahan masalah/ jawaban (secara mandiri) lalu periksalah hasil
kerjanya.
4. Perintahkan peserta didik bekerja berpasangan 2 orang
dan berdiskusi tentang jawaban masalah tersebut, lalu periksalah hasil
kerjanya.
5. Peserta didik membuat jawaban baru atas masalah yang
disepakati berdua, lalu
6. Selanjutnya perintahkan peserta didik bekerja
berpasangan 4 orang dan berdiskusi lalu bersepakat mencari jawaban terbaik,
lalu periksalah hasil kerjanya.
7. Jawaban bisa ditulis dalam kertas atau lainnya, dan guru
memeriksa dan memastikan setiap kelompok telah menghasilkan kesepakatan
terbaiknya menjawab masalah yang dicari.
8. Guru mengemukakan penjelasan dan solusi atas
permasalahan yang didiskusikan tadi.
9. Guru melakukan kesimpulan, klarifikasi, dan tindak
lanjut.
Tujuan
penerapan metode ini adalah membiasakan belajar aktif secara individu dan
kelompok (belajar bersama hasilnya lebih berkesan).
5.
INFORMATION SEARCH (Mencari Informasi)
Langkah-langkah
Penerapan :
- Tersedia referensi terkait topik pembelajaran tertentu sesuai Kompetensi Dasar/Indikator/Tujuan pembelajaran. (misalnya: hakikat manusia dalam Islam).
- Guru menyusun kompetensi dari topik tersebut.
- Mampu mengidentifikasi karakter manusia Muslim kaffah.
- Guru membuat pertanyaan untuk memperoleh kompetensi tersebut.
- Carilah ayat dan Hadis terkait.
- Bagi kelas dalam kelompok kecil (maksimal 3 orang).
- Peserta ditugasi mencari bahan di perpustakaan/warnet yang sudah diketahui oleh guru bahwa bahan tersebut benar-benar ada.
- Setelah peserta mencari dan kembali ke kelas, guru membantu dengan cara membagi referensi kepada mereka.
- Peserta diminta mencari jawaban dalam referensi tersebut yang dibatasi oleh waktu (mis 10 menit) oleh guru.
- Hasilnya didiskusikan bersama seluruh kelas.
- Guru menjelaskan materi pelajaran terkait dengan topik tersebut.
- Guru melakukan kesimpulan, klarifikasi, dan tindak lanjut.
Tujuan
penerapan metode ini adalah memberi kesempatan peserta didik untuk menemukan
suatu ilmu pengetahuan dengan proses mencari sendiri.
6.
POINT- COUNTER POINT (Beradu pandangan sesuai perspektif tertentu)
Langkah-langkah
Penerapan :
- Pilih satu topik yang mempunyai dua perspektif (pandangan) atau lebih.
- Bagi kelas menjadi beberapa kelompok sesuai dengan perspektif (pandangan yang ada).
- Pastikan bahwa masing-masing kelompok duduk pada tempat yang terpisah.
- Mintalah masing-masing kelompok untuk menyiapkan argumen sesuai dengan perspektif kelompoknya.
- Pertemukan kembali masing-masing kelompok dan beri kesempatan salah satu kelompok tertentu untuk memulai berdebat dengan menyampaikan argumen yang disepakati dalam kelompok.
- Undang anggota kelompok lain untuk menyampaikan pandangan yang berbeda. Demikian seterusnya.
- Beri klarifikasi atau kesimpulan dengan membandingkan isu-isu yang anda amati.
Tujuan
penerapan strategi ini adalah untuk melatih peserta didik agar mencari
argumentasi yang kuat dalam memecahkan suatu masalah yang aktual di masyarakat
sesuai dengan posisi yang diperankan.
7.
READING GUIDE (Bacaan terbimbing)
Langkah-langkah
Penerapan :
- Tentukan bacaan yang akan dipelajari.
- Buatlah pertanyaan-pertanyaan yang akan dijawab oleh peserta atau kisi-kisi dan boleh juga bagan atau skema yang dapat diisi oleh mereka dari bahan bacaan yang telah dipilih tadi.
- Bagikan bahan bacaan dengan pertanyaan atau kisi-kisinya kepada peserta.
- Tugas peserta adalah mempelajari bahan bacaan tersebut dengan menggunakan pertanyaan atau kisi-kisi yang ada. Batasi aktivitas ini sehingga tidak memakan waktu yang berlebihan.
- Bahas pertanyaan atau kisi-kisi tersebut dengan menanyakan jawaban kepada peserta.
- Pada akhir pembelajaran, berilah ulasan atau penjelasan secukupnya.
- Guru melakukan kesimpulan, klarifikasi, dan tindak lanjut.
Tujuan
penerapan strategi ini adalah membantu peserta didik lebih mudah dan terfokus
dalam memahami suatu materi pokok.
8.
ACTIVE DEBATE (Debat aktif)
Langkah-langkah
Penerapan :
- Kembangkan suatu pertanyaan yang berkaitan dengan sebuah kasus atau isu kontroversial dalam suatu topik yang relevan dengan Kompetensi Dasar/Indikator/Tujuan pembelajaran.
- Bagi kelas menjadi dua kelompok; tugaskan mereka pada posisi “pro” satu kelompok, dan posisi “kontra” pada kelompok lainnya.
- Minta setiap kelompok untuk menunjuk wakil mereka, dua atau tiga orang sebagai juru bicara dengan posisi duduk saling berhadapan.
- Awali “debat” ini dengan meminta masing-masing juru bicara untuk mengemukakan pandangannya secara bergantian.
- Setelah itu, juru bicara ini akan kembali ke kelompok mereka untuk minta pendapat guna mengatur strategi untuk membuat bantahan pada kelompok lainnya.
- Apabila dirasa cukup, maka hentikan debat ini (pada saat puncak perdebatan) dengan tetap menyisakan waktu sebagai follow up dari kasus yang diperdebatkan.
- Guru melakukan kesimpulan, klarifikasi, dan tindak lanjut.
Tujuan
penerapan metode ini adalah untuk melatih peserta didik agar mencari
argumentasi yang kuat dalam memecahkan suatu masalah yang kontroversial serta
memiliki sikap demokratis dan saling menghormati terhadap perbedaan
pendapat.
9.
INDEX CARD MATCH (Mencari jodoh/pasangan kartu)
Langkah-langkah
Penerapan :
- Buatlah potongan-potongan kertas sejumlah peserta dalam kelas dan kertas tersebut dibagi menjadi dua kelompok.
- Tulis pertanyaan tentang materi yang telah diberikan sebelumnya pada potongan kertas yang telah dipersiapkan. Setiap kertas satu pertanyaan.
- Pada potongan kertas yang lain, tulislah jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang telah dibuat.
- Kocoklah semua kertas tersebut sehingga akan tercampur antara soal dan jawaban.
- Bagikan setiap peserta satu kertas. Jelaskan bahwa ini aktivitas yang dilakukan berpasangan. Sebagian peserta akan mendapatkan soal dan sebagian yang lain akan mendapatkan jawaban.
- Mintalah peserta untuk mencari pasangannya. Jika sudah ada yang menemukan pasangannya, mintalah mereka untuk duduk berdekatan. Jelaskan juga agar mereka tidak memberikan materi yang mereka dapatkan kepada teman yang lain.
- Setelah semua peserta menemukan pasangan dan duduk berdekatan, mintalah setiap pasangan secara bergantian membacakan soal yang diperoleh dengan suara keras kepada teman-teman lainnya. Selanjutnya soal tersebut dijawab oleh pasangannya. Demikian seterusnya.
- Akhiri proses ini dengan klarifikasi dan kesimpulan serta tindak lanjut.
Tujuan
penerapan metode ini adalah untuk melatih peserta didik agar lebih cermat dan
lebih kuat pemahamannya terhadap suatu materi pokok.
10.
JIGSAW LEARNING (Belajar melalui tukar delegasi antar kelompok/ Tim ahli)
Langkah-langkah
Penerapan :
- Pilih materi pembelajaran yang dapat dibagi menjadi beberapa segmen (bagian).
- Bagilah peserta menjadi beberapa kelompok sesuai dengan jumlah segmen yang ada. Jika jumlah peserta 25 sedang jumlah segmen yang ada ada 5 maka masing-masing kelompok terdiri dari 5 orang.
- Setiap kelompok mendapat tugas membaca, memahami dan mendiskusikan serta membuat ringkasan materi pembelajaran yang berbeda.
- Setiap kelompok mengirimkan anggotanya ke kelompok lain untuk menyampaikan apa yang telah mereka pelajari di kelompoknya.
- Kembalikan suasana kelas seperti semula kemudian tanyakan seandainya ada persoalan-persoalan yang tidak terpecahkan dalam kelompok.
- Berilah peserta didik pertanyaan untuk mengecek pemahaman mereka terhadap materi yang dipelajari.
- Guru melakukan kesimpulan, klarifikasi, dan tindak lanjut.
Tujuan
penerapan metode ini adalah untuk melatih peserta didik agar terbiasa berdiskusi
dan bertanggung jawab secara individu untuk membantu memahamkan tentang suatu
materi pokok kepada teman sekelasnya.
11.
ROLE PLAY (Bermain Peran)
Langkah-langkah
Penerapan :
- Menetapkan topik : (Konflik interpersonal, Konflik antar golongan, Perbedaan pendapat/perspektif, dll.
- Tunjuk dua orang siswa/peserta didik maju ke depan untuk memerankan karakter tertentu: 10 -15 menit.
- Mintalah keduanya untuk bertukar peran.
- Hentikan role play apabila telah mencapai puncak tinggi/dirasa sudah cukup.
- Pada saat kedua siswa/peserta didik memerankan karakter tertentu di muka kelas, siswa/peserta didik lainya diminta untuk mengamati dan menuliskan tanggapan mereka.
- Guru melakukan kesimpulan, klarifikasi, dan tindak lanjut.
Tujuan
penerapan metode ini adalah :
- Memberikan pengalaman kongkrit dari apa yang telah dipelajari.
- Mengilustrasikan prinsip-prinsip dari materi pembelajaran.
- Menumbuhkan kepekaan terhadap masalah-masalah hubungan sosial.
- Menyiapkan/menyediakan dasar-dasar diskusi yang kongkrit.
- Menumbuhkan minat dan motivasi belajar siswa/peserta didik.
- Menyediakan sarana untuk mengekspresikan perasaan yang tersembunyi di balik suatu keinginan.
12.
DEBAT BERANTAI
Langkah-langkah
Penerapan :
- Peserta didik dibagi menjadi beberapa kelompok kecil.
- Masing-masing kelompok ditunjuk koordinator untuk menulis.
- Mereka diberi konsep atau gagasan yang mengundang pro-kontra.
- Masing-masing kelompok memberikan pendapatnya dengan cara : Koordinator mengatur posisi duduk melingkar, Setiap anggota kelompok menyampaikan ide setuju dengan alasannya, bergantian anggota yang lain tidak setuju dengan alasannya, Pada putaran kedua, anggota yang tadi setuju berganti menyampaikan ide tidak setuju disertai alasan, sementara yang tidak setuju berganti menyampaikan setuju disertai alasannya, demikian hingga semua anggota selesai menyampaikan pendapat bebasnya.
- Guru meminta siswa secara sukarela maju ke depan untuk menuliskan alasan yang setuju dan tidak setuju dari masing-masing kelompok tadi.
- Guru menyimpulkan dan melakukan refleksi serta tindak lanjut.
Tujuan
penerapan metode ini adalah untuk menggali kemampuan peserta didik agar bisa
memberikan argumentasi (reasoning) antara dua pendapat yang kontradiktif supaya
tidak berpikir ekstrem dalam menyikapi suatu masalah.
13. LISTENING
TEAM (Tim Pendengar)
Strategi ini dimaksudkan untuk mengaktifkan seluruh
peserta didik dengan membagi peserta didik secara berkelompok dan memberikan
tugas yang berbeda kepada masing-masing kelompok tersebut. Strategi ini dapat
dibuat dengan prosedur sebagai berikut :
- Peserta didik dibagi ke dalam empat kelompok. Setiap kelompok mempunyai peran dan tugas sendiri-sendiri. Kelompok 1 (sebagai kelompok penanya) bertugas membuat pertanyaan yang didasarkan pada materi yang telah disampaikan oleh guru. Kelompok 2 (sebagai kelompok setuju) bertugas menyatakan poin-poin mana yang disepakati dan menjelaskan alasannya. Kelompok 3 (sebagai kelompok tidak setuju) bertugas mengomentari poin mana yang tidak disetujui dan menjelaskan alasannya. Kelompok 4 (sebagai pembuat contoh) bertugas membuat contoh atau aplikasi materi yang baru disampaikan oleh guru.
- Guru menyampaikan materi pelajaran. Setelah selesai, kelompok-kelompok tersebut diberi waktu untuk melaksanakan tugas sesuai dengan yang ditetapkan. Tugas guru memberikan pengarahan dan pendampingan agar empat kelompok tersebut mengemukakan tugasnya dengan baik. Selain itu, guru juga memberikan komentar dan meluruskan jika ada pendapat kelompok yang menyimpang terlalu jauh dari materi pelajaran.
- Guru melakukan klarifikasi, kesimpulan dan tindak lanjut.
Tujuan
penerapan metode ini adalah untuk melatih peserta didik agar terbiasa belajar
kelompok secara harmonis untuk mencapai hasil belajar yang lebih efektif.
14.
TEAM QUIZ (Pertanyaan Kelompok)
Prosedur
metode ini adalah sebagai berikut :
- Guru memilih topik yang dapat dipresentasikan dalam tiga bagian, misalnya tentang pernikahan dan perceraian dalam Islam.
- Guru membagi peserta didik menjadi tiga kelompok.
- Guru menjelaskan bentuk sesinya dan memulai presentasi. Guru membatasi presentasi sampai 10 menit atau kurang.
- Guru meminta tim A menyiapkan quiz yang berjawaban singkat. Quiz ini tidak memakan waktu lebih dari lima menit untuk persiapan. Tim B dan C memanfaatkan waktu untuk meninjau lagi catatan mereka.
- Tim A menguji anggota tim B. Jika Tim B tidak bisa menjawab, Tim C diberi kesempatan untuk menjawabnya.
- Tim A melanjutkan ke pertanyaan selanjutnya kepada anggota Tim C, dan mengulangi proses yang sarna.
- Ketika quiz selesai, guru melanjutkan pada bagian kedua pelajaran, dan menunjuk Tim B sebagai pemimpin quiz.
- Setelah Tim B menyelesaikan ujian tersebut, guru melanjutkan pada bagian ketiga dan menentukan tim C sebagai pemimpin quiz.
Tujuan
penerapan metode Teknik tim ini dapat meningkatkan kemampuan tanggungjawab
peserta didik tentang apa yang mereka pelajari melalui cara yang menyenangkan
dan tidak menakutkan.
15.
SMALL GROUP DISCUSSION (Diskusi Kelompok Kecil)
Langkah-langkah
Penerapan :
1.
Guru
membagi kelas menjadi beberapa kelompok kecil (misal: maksimal 5 murid).
2.
Setiap
kelompok menyepakati ketua dan sekretaris kelompok.
3.
Guru
menyiapkan lembar kerja (LK) berisi soal studi kasus/permasalahan untuk
dipecahkan siswa sesuai dengan Kompetensi Dasar/Indikator/Tujuan pembelajaran.
4.
Guru
menginstruksikan setiap kelompok untuk mendiskusikan soal studi
kasus/permasalahan tersebut.
5.
Setiap
kelompok melaksanakan diskusi secara intensif.
6.
Guru
mendampingi, memeriksa dan memastikan setiap anggota kelompok berpartisipasi
aktif dalam diskusi.
7.
Guru
mengelola jalannya diskusi dengan manajemen waktu yang tersedia.
8.
Guru
menginstruksikan setiap kelompok melalui juru bicara yang ditunjuk menyajikan
hasil diskusinya dalam forum kelas secara bergantian dan urut.
9.
Guru
melakukan klarifikasi, penyimpulan dan tindak lanjut.
Tujuan penerapan
metode ini adalah: agar peserta didik memiliki ketrampilan memecahkan masalah
terkait materi pokok dan persoalan yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari.
16.
CARD SORT (menyortir kartu)
Langkah-langkah
Penerapan :
- Guru menyiapkan kartu berisi tentang materi pembelajaran sesuai Kompetensi Dasar/Indikator/Tujuan pembelajaran. (Catatan: @perkirakan jumlah kartu sama dengan jumlah murid di kelas. @Isi kartu terdiri dari kartu induk/topik utama dan kartu rincian).
- Seluruh kartu diacak/dikocok agar campur.
- Bagikan kartu kepada murid dan pastikan masing memperoleh satu (boleh dua).
- Perintahkan setiap murid bergerak mencari kartu induknya dengan mencocokkan kepada kawan sekelasnya.
- Setelah kartu induk beserta seluruh kartu rinciannya ketemu, perintahkan masing-masing membentuk kelompok dan menempelkan hasilnya di papan secara urut.
- Lakukan koreksi bersama setelah semua kelompok menempelkan hasilnya.
- Mintalah salah satu penanggungjawab kelompok untuk menjelaskan hasil sortir kartunya, kemudian mintalah komentar dari kelompok lainnya.
- Berikan apresiasi setiap hasil kerja murid.
- Lakukan klarifikasi, penyimpulan dan tindak lanjut.
Tujuan : Mengaktifkan setiap individu sekaligus
kelompok (cooperative learning) dalam belajar.
17.
GALLERY WALK (Pameran berjalan)
Strategi komunitas pembelajaran kelas 2-4-8 menurut
James Bellanca merupakan cara membangun komunitas kelas dengan meminta kelompok
mengerjakan tugas secara berpasangan, dilanjutkan dengan kelompok berempat
hingga menjadi kelompok beranggotakan delapan orang, dengan cara ini dapat
membangun interaksi positif diantara siswa.
Langkah-langkah
Penerapan :
1.
Pasangkan
siswa yang memiliki kemampuan berbeda. Berikan semua pasangan siswa daftar
berisi pertanyaan yang sama mengenai topik pelajaran.
2.
Setelah
semua pasangan siswa selesai menjawab pertanyaan, bentuk kelompok kuarter
(empat orang) dengan cara menggabungkan dua pasangan siswa menjadi satu.
3.
Tugaskan
kuarter saling membandingkan jawaban masing-masing pasangan sebelumnya dan
menyusun tabel yang memuat nomor pertanyaan dan menunjukkan apakah kelompok
tersebut setuju atau tidak setuju dengan jawabannya.
4.
Setelah
kuarter meninjau kembali pertanyaan-pertanyaan dan menyusun jawaban-jawaban,
gabungkan kuarter menjadi kelompok beranggotakan delapan siswa untuk mendapatkan
tabel setuju atau tidak setuju yang lebih lengkap.
5.
Pilih
seorang pencatat dari setiap kelompok untuk melaporkan tabel setuju dan tidak
setuju hasil diskusi kelompoknya masing-masing.
6.
Tugaskan
kelompok delapan siswa untuk menilai kerjasama kooperatif yang telah mereka
lakukan.
Beberapa
kelebihan strategi pembelajaran kelas 2-4-8, yaitu sebgai berikut:
o Strategi ini mendorong siswa menjadi
aktif dalam belajar dan kerja sama kelompok, melatih keterampilan lisan dan
mendengarkan, melatih kecakapan berdebat dan membuat keputusan.
o Memperkuat kecerdasan interpersonal,
lingusitik dan logika.
o Mempertahankan suatu posisi,
berargumentasi dan berkompromi.
o Melatih tanggung jawab kelompok.
o Saling membantu sama lain dalam hal
memahami isi tugas, sehingga meningkatkan hasil belajar siswa.
Sedangkan
kelemahan strategi pembelajaran aktif tipe komunitas pembelajaran kelas 2-4-8
adalah sebagai berikut:
o Anak yang kurang selalu ketinggalan.
o Kerja kelompok hanya dimonopoli oleh
anak yang pandai saja.
o Masal ah
bisa berkembang ke arah yang tidak
diharapkan
18.
JEOPARDY GAME
Jeopardy game berarti permainan jeopardy. Permainan
ini digunakan untuk kelas dengan satukomputer untuk memudahkan terciptanya
pembelajaran aktid dan interaktif.
Permainan
Jeopardy adalah permainan dimana pemain diberi jawaban dan harus mencari dan
memberikan pertanyaan. Permainan ini hampir mirip dengan quiz. Hanya saja,
permainan jeopardy ini didisain dalam sebuah program. Permainan ini dirancang
dengan sedemikian rupa, dan untuk merangsang gairah belajar siswa, setiap
pertanyaan yang berhasil dijawab diberi harga. Makin sulit pertanyaan, makin
tinggi nilai yang diberikan.
Aturan permainan :
- Semua pertanyaan diperebutkan. Tim yang berhak menjawab adalah yang tercepat tunjuk tangan dan sudah dipersilahkan fasilitator.
- Setiap tim harus memilih satu anggota sebagai juru bicara untuk menjawab. Jawaban dari selain juru biacara dianggap tidak sah, dan boleh direbut tim lain.
- Apabila ada kategori yang dijawab salah oleh suatu tim, kategori tersebut diperebutkan kembali.
- Setiap anggota tim diperbolehkan tunjuk tangan.
- Setiap tim yang berhasil menjawab dengan benar menunjukkan yel-yel, dan berhak memilih kategori selanjutnya.
- Keputusan juri bersifat mutlak, tidak dapat diganggu gugat.
19.
STRATEGI CERAMAH PLUS (Ceramah Bervariasi/ ceramah interaktif)
Metode ceramah (melulu ceramah) adalah metode yang
paling disuka dan banyak digunakan guru dalam proses pembelajaran di kelas,
karena dianggap paling mudah dan praktis dilaksanakan. Meskipun metode ceramah
memiliki kelebihan, mari kita melakukan refleksi terhadap kelemahan metode
ceramah dan kemudian kita maksimalkan penerapannya sehingga menjadi ”metode
ceramah plus” atau “ Ceramah bervariasi”.
Beberapa
Kelemahan Metode Ceramah :
- Bersifat monoton (tidak variatif).
- Cepat Membosankan.
- Siswa tidak aktif.
- Informasi hanya satu arah.
- Feed back (umpan balik) relatif rendah.
- Terlalu menggurui dan dirasa melelahkan siswa.
- Kurang melekat pada ingatan siswa (short term memory).
- Kurang terkendali, baik waktu maupun materi.
- Kurang mengembangkan kreatifitas siswa.
- Menjadikan siswa hanya sebagai objek didik.
- Kurang merangsang siswa untuk membaca.
Saran memaksimalkan metode ceramah :
a.
Membangun minat siswa :
o
awali
dengan cerita atau gambar/ ilustrasi menarik.
o
Ajukan
kasus atau masalah.
o
Ajukan
pertanyaan
b.
Maksimalkan pemahaman dan ingatan/kesan siswa :
- Berikan kata-kata kunci.
- Beri contoh dan analogi.
- Gunakan multimedia visual/ Audio visual atau media lainnya.
c.
Melibatkan siswa :
- Beri kesempatan siswa menjawab pertanyaan dan memberi contoh.
- Selingi penyajian dengan aktivitas singkat (kondisional)
d.
Memperkuat pembelajaran :
- Terapkan materi pembelajaran pada masalah
- Minta siswa mengkaji ulang materi yg disampaikan.
20.
BILLBOARD RANKING
Banyak materi belajar tidak mencakup isi yang berupa
pernyataan yang benar atau salah. Misalnya pembahasan tentang hikmah-hikmah
shalat, haji atau zakat. Uraian tentang hal itu sangat terbuka bagi siapapun
untuk menambah atau menguranginya dengan memberikan argumentasi yang tepat.
Ketika nilai, opini, ide, dan preferensi menyinggung topik yang sedang Anda
ajarkan, aktivitas ini dapat digunakan untuk menstimulasi refleksi dan diskusi.
Prosedur
:
- Kelompokkan peserta didik menjadi beberapa grup yang terdiri empat sampai enam peserta.
- Berilah peserta didik daftar yang sama, misalnya : Hikmah-hikmah shalat, Hikmah-hikmah zakat, Hikmah-hikmah haji, Sebab-sebab keruntuhan dinasti Bani Umayah, Sebab-sebab keruntuhan dinasti Bani Abbas.
- Berilah setiap grup kertas Post-it. Mintalah mereka menulis setiap item di atas daftar di lembaran terpisah.
- Berikutnya minta setiap grup untuk memilah-milah lembaran-lembaran sehingga point-pont terpenting yang mereka pilih ada di puncak dan sisanya berada urutan pada berikutnya secara berranking.
- Buatlah "papan pengumuman" di mana setiap grup dapat memamerkan pilihan urutan rangkingnya. (catatan Post-it dapat dipindahkan ke papan tulis, flip chart, atau lembaran kertas yang lebar).
- Bandingkan dan kontraskan dengan ranking lintas grup yang sekarang dipamerkan secara visual.
Aktivitas
ini dapat digunakan untuk menstimulasi refleksi dan diskusi.
Variasi
:
- Usahakan mencapai konsensus seluruh kelas.
- Perintahkan peserta didik untuk menginterview anggota kelompok yang mempunyai ranking berbeda dari miliknya.
21. SINTESIS TIGA MENJADI SATU
Menurut
James Bellanca bahwa strategi sintesis tiga menjadi satu adalah cara untuk
menyusun gabungan dari tanggapan – tanggapan siswa dengan cara bekerja dalam
kelompok kecil.
Prosedur :
1. Guru membetuk kelompok kooperatif
beranggota tiga siswa, yaitu sebagai pembaca, peninjau, atau pemandu tugas.
2. Guru memberikan setiap kelompok salinan
bahan – bahan bacaan.
3. Guru menuliskan satu pertanyaan di papan
tulis.
4. Guru menginstruksikan pembaca untuk
pembaca pertanyaan tersebut perlahan tapi nyaring.
5. Guru meminta setiap anngota kelompok
untuk menulis jawaban dari pertanyaan yang ada di papan tulis dengan berpedoman
pada bahan bacaan. Setiap siswa dalam kelompok harus memiliki jawaban yang
berbeda.
6. Setelah semua siswa menyebutkan
jawabannya, setiap kelompok harus memilih jawaban terbaik atau menggabungkan
dan menyusun kembali seluruh jawaban-jawaban yang ada menjadi satu.
7. Guru meminta pemandu tugas memberi
semangat dan membantu pekerjaan kelompoknya dan peninjau memeriksa apakah semua
anggota setuju dengan jawaban akhir.
8. Guru memilih anggota kelompok secara
acak untuk mempresentasikan dan menjelaskan jawaban – jawaban kelompok.
9. Guru meminta setiap siswa membuat
kesimpulan.
Keunggulan :
James Bellance menjelaskan bahwa
strategi sintesis tiga menjadi satu memiliki beberapa keunggulan, yaitu:
o Meningkatkan tanggung jawab siswa
o Untuk menyusun gabungan dari tanggapan –
tanggapan siswa dengan cara bekerja dalam kelompok kecil
o Saling membantu sama lain dalam hal
memahami isi bacaan, sehingga meningkatkan hasil belajar siswa
Sedangkan
kelemahan:
o Terkadang membuat kesulitan bagi siswa
untuk menjawab pertanyaan, apabila terlalu sering diberikan pertanyaan yang
berbeda – beda.
o Tidak semua siswa dapat bekerjasama
dengan kelompok.
22. CRITICAL
INCIDENT
Metode ini digunakan untuk memulai pembelajaran,
dengan tujuan untuk melibatkan siswa sejak awal dengan melihat pengalaman
mereka. Critical incident dapat diartikan sebagai kejadian penting, pengalaman
yang membekas dalam ingatan. Belajar dengan menggunakan metode ini bertujuan
untuk melibatkan siswa dalam pembelajaran dengan merefleksikan pengalaman
mereka.
Prosedur
:
- Sampaikan kepada siswa, topic atau materi yang akan dipelajari dalam kegiatan pembelajaran.
- Beri mereka waktu beberapa menit untuk mengingat-ingat pengalaman penting mereka yang tidak terlupakan yang terkait dengan materi yang akan dipelajari.
- Tanyakan pengalaman penting apa yang mereka alami baik yang menyenangkan, mengharukan, menyedihkan, dsb.
- Selanjutnya sampaikan materi pelajaran dengan cara mengaitkan pengalaman-pengalaman siswa dengan materi tersebut.
Metode
ini tepat digunakan untuk materi-materi dalam Pendidikan Agama Islam, baik yang
terkait dengan akhlak, akidah, maupun ibadah. Misalnya dalam materi akhlak
kepada sesama, guru bisa menyakan pengalaman para siswa yang berkesan dalam
pergaulan mereka dengan orang tua, dengan tetangga, atau dengan teman-temannya.
Dari pengalaman yang disampaikan oleh siswa guru bisa menjelaskan mana akhlak
yang terpuji, dan mana akhlak yang tercela.
Variasi
:
Untuk
lebih efektif dan memberi kesan kepada siswa, guru merubah posisi duduk menjadi
sebuah lingkaran, sehingga terjdi komunikasi interarktif antarasiswa dengan
guru dan dengan sesama siswa.
22.
SNOWBALLING (Bola Salju 1-2-4-8-16- dst)
Metode ini diawali dengan melakukan aktivitas baik itu
kegiatan mengamati maupun membaca yang dilakukan secara individu. Kegiatan
perorangan ini kemudian dilanjutkan dengan kegiatan kelompok kecil yang terdiri
dari dua orang berkembang menjadi empat orang, delapan orang, enam belas orang,
dan seterusnya hingga berakhir pada pembagian dua kelompok besar dalam satu
kelas. Metode ini memiliki prosedur penerapan sebagai berikut :
- Kemukakan sebuah masalah
- Mintalah setiap siswa untuk berpendapat
- Setelah semua menjawab, minta kembali kepada siswa untuk berpasangan (setiap pasangan terdiri atas 2 orang). Satu sama lain saling bertukar jawaban dan membahasnya.
- Apabila setiap pasangan selesai membahas, mintalah tiap-tiap pasangan itu untuk mendiskusikannya dengan pasangan yang lain. Demikian seterusnya sampai terbentuk 2 kelompok besar dalam satu kelas.
- Setelah terbentuk 2 kelompok besar, mintalah kepada kedua kelompok itu untuk mempresentasikan hasil diskusi mereka.
Perlengkapan
:
Ada
beberapa perlengkapan yang harus disiapkan guru diantaranya adalah :
- Kertas plano minimal 2 lembar, yakni untuk 2 kelompok besar.
- Spidol besar buah.
- Alat rekat (solasi/lakban kertas)
23.
POSTER COMMENT
Metode ini bertujuan untuk menstumulasi dan
meningkatkan kreatifitas dan mendorong penghayatan siswa terhadap suatu
permasalahan. Dalam metode ini siswa didorong untuk bisa mengungkapkan
pendapatnya secara lisan tentang gambar atau poster. Metode ini memiliki
prosedur sebagai berikut :
1.
Pilihlah
sebuah gambar atau poster yang ada kaitannya dengan topik bahasan yang akan
dibahas.
2.
Mintalah
siswa untuk mengamati terlebih dahulu gambar atau poster tersebut.
3.
Mintalah
mereka untuk berdiskusi secara berkelompok, kemudian mereka diminta memberikan
komentar atau pendapat tentang gambar atau poster tersebut.
4.
Siswa
diminta untuk memberikan solusi atau rekomendasi berkaitan dengan gambar atau
poster tersebut.
Gambar
yang dipilih hendaknya juga memiliki prinsip kesederhanaan, keterpaduan, dan
yang paling penting terkait dengan materi yang dipelajari.
Perlengkapan
:
- Sebuah poster atau sejumlah kelompok.
- Poster-poster tersebut sesuai dengan topik yang akan dibahas.
- Solasi/lakban plastik
24. GALLERY
WALK (Pameran berjalan)
Langkah-langkah Penerapan :
- Peserta didik dibagi dalam beberapa kelompok.
- Guru menentukan suatu topik terkait materi pembelajaran untuk bahan diskusi.
- Setiap kelompok melakukan tugas diskusi yang dibimbing guru.
- Hasil diskusi dituangkan pada kertas plano/ flip cart.
- Hasil kerja kelompok ditempel di atas dinding (diberi jarak antar kelompok).
- Setiap kelompok berputar mengamati hasil kerja kelompok lain.
- Salah satu wakil kelompok menjelaskan setiap apa yang ditanyakan oleh kelompok lain.
- Koreksi/review bersama-sama.
- Klarifikasi dan penyimpulan.
Tujuan penerapan metode ini: Membangun kerjasama
kelompok (Cooperative learning) dan saling memberi apresiasi dan koreksi dalam
belajar.
http://www.paklativi.com/2014/03/berbagai-macam-strategi-pembelajaran-paikem-dan-langkah-penerapanya.html