06 September 2012

Perkembangan Proses Kognitif


      Untuk memudahkan mengopy makalah ini, silahkan download di link berikut ini:
      A. PERSEPSI 
    Persepsi merupakan salah satu aspek kognitif manusia yang sangat penting, yang memungkinkan untuk mengetahui dan memahami dunia sekelilingnya. Tanpa persepsi tang benar manusia mustahil dapat menangkap dan memaknai berbagai fenomena, informasi atau data yang senantiasa mengitarinya. Demikian juga halnya dengan kehadiran peserta didik disekolah tidak akan mendapatkan kemanfaatan yang berarti dari informasi atau materi pelajaran yang disampaikan guru atau mungkin malah menyesatkan tanpa adanya persepsi yang benar.

      1)      Pengertian Persepsi
Istilah persepsi berasal dari bahasa inggris “perception” yang diambil dari bahasa latin “perception” yang berarti menerima atau mengambil. Dalam kamus inggris Indonesia kata perception diartikan dengan penglihatan atau tanggapan.
Pengertian persepsi itu sendiri adalah suatu proses penggunaan pengetahuan yang telah dimiliki untuk memperoleh dan menginterpretasi stimulus yang diterima oleh sistem indra manusia. Jadi persepsi pada dasarnya menyangkut hubungan manusia  dengan lingkungannya bagaimana ia mengerti dan mnginterpretasikan stimulus yang da dilingkungannya dengan menggunakan pengetahuan yang dimilikinya .
            Individu hidup dalam dunia benda dan manusia, suatu dunia yang membanjiri indra dengan berbagai stimulus. Segala informasi tentang dunia akan sampai ke individu melalui indra. Namun dalam prakteknya pengindraan itu tidak bekerja sendiri , melainkan merupakan kombinasi dari berbagai alat indara lain. Dengan pengindraan kita dapat mengenali sebuah benda atau objek, maka aktivitas mengenali sebuah benda atau objek tersebut merupakan aktivasi mental.
            Persepsi individu terhadap objek tertentu akan mempengaruhi pikirannya artinya persepsi seseorang akan memungkinkan untuk memberi penilaian terhadap suatu kondisi stimulus. Penilaian seseorang terhadap suatu kondisi stimulus biasanya dilakukan melalui proses kognitif, yaitu proses mental yang memungkinkan seseorang mengevaluasi, memaknai dan menggunakan informasi yang diperoleh.
            Jadi manusia tidak memberi respon terhadap setiap stimulus secara otomatis seperti sebuah mesin. Namun antara stimulus dan respon terdapat penyela yaitu proses kognitif. Proses kognitif inilah yang mengarahkan pola fikir dan reaksi-reaksi kognitif yang kompleks lainnya.
Dalam psikologi kontemporer , persepsi secara umum diperlakukan sebagai variable campur tangan yang dipengruhi oleh factor-faktor stimulus dan factor-faktor yang ada pada subjek yang menghadapi stimulus tersebut.
      2)      Mekanisme Persepsi
            Persepsi adalah sebuah proses kognitif yang komplek yang menghasilkan suatu gambaran yang unik tentang tentang realitas yang barangkali sangat berbeda dengan kenyataan yang sesungguhnya. Persepsi mengenai apapun baik objek social maupun nonsosial akan mengikuti proses persepsual yang sama.
Persepsi meliputi suatu interaksi rumit yang melibatkan setidaknya tiga komponen utama, yaitu: seleksi, penyusunan, dan penafsiran.
1.      Seleksi adalah proses penyaringan oleh indra terhadap stimulus. Dalam proses ini, struktur kognitif yang telah ada dlam kepala akan menyeleksi, membedakan data yang masuk dan memilih data mana yang relevan sesuai dengan kepentinga dirinya.
2.      Penyusunan adalah proses mereduksi, mengorganisasikan, menata, atau menyederhanakan informasi yang kompleks ke dalam suatu pola yang bermakna.
3.      Penafsiran adalah proses menerjemahkan atau menginterpretasikan informasi atau stimulus kedalam bentuk tingkah laku sebagai respon.
       B.     MEMORI (Ingatan) 
    Memori merupakan unsur inti dari perkembangan kognitif, sebab segala bentuk belajar dari individu melibatkan memori. Dengan memori, individu dimungkinkan untuk dapat menyimpan informasi yang ia terima sepanjang waktu.
      1)      Pengertian Memori
      Dengan demikian, dapat dipahami bahwa secara umum dapat dikatakan bahwa memori adalah sistem kognitif manusia yang mempunyai fungsi menyimpan informasi atau pengetahuan. Menurut Chaplin (2002), memori adalah keseluruham pengalaman masa lampau yang dapat diingat kembali.  
       2)      Tipe-tipe Sistem Memori
            Model memori yang diterima oleh banyak psikolog kognitif, yakni model yang dikemukakan oleh Atkinson dan Shiffrin (The Atkinson-Shiffrin Model). Model ini mengasumsikan bahwa manusia setidaknya memiliki tiga tipe sistem memori, yaitu memori indrawi (sensory memory), memori jangka pendek (short-term memory), dan memori jangka panjang (long-term memory).
            Memori Sensoris (Pencatatan Indrawi). Pola aktivitas netral yang dihasilkan (informasi) ketika stimulan mencapai reseptor kemudian diproses melalui pencatatan indrawi hanya sekitar seperempat detik.
Memori Jangka Pendek. Memori jangka pendek merupakan sistem memori berkapasitas terbatas dimana informasi hanya dapat dipertahankan sekitar 30 detik, kecuali informasi tersebut diulangi atau diproses lebih lanjut sehingga dapat bertahan lama. Pemindahan informasi dari memori indrawi menuju pada ingatan jangka pendek akan dikendalikan oleh perhatian (atensi). Memori Jangka Panjang. Memori jangka panjang adalah tipe memori yang menyimpan banyak informasi dalam rentang waktu yang secara relatif permanen.
      3)      Perkembangan Memori
Dalam suatu studi tentang perkembangan memori, dilaporkan bahwa rentang memori meningkat bersamaan dengan bertambahnya usia. Pada usia 2 tahun, anak hanya dapat mengingat 2 digit, pada usia 7 tahun meningkat menjadi 5 digit dan 7 digit pada usia 12 tahun.
Selama periode usia sekolah, tidak terjadi peningkatan yang berarti, melainkan menunjukkan keterbatasan-keterbatasan, dan hal itu bisa dikurangi dengan strategi memori (memory strategy), yaitu perilaku yang disengaja dan bertujuan untuk meningkatkan memori.
Berikut ini akan disebutkan dua strategi memori yang penting yaitu imagery dan retrieval.
Imagery (perbandingan) adalah tipe dari karakteristik pembayangan dari seorang (Chaplin, 2002). Perbandingan juga merupakan salah satu strategi memori yang berkembang selama masa pertengahan dan akhir anak-anak. Kosslyn mengatakan bahwa anak-anak usia 6 tahun telah menggunakan perbandingan mental secara spontan dalam berbagai tugas mereka.
Retrieval (pemunculan kembali) adalah proses mengeluarkan atau mengangkat informasi dari tempat penyimpanan (Chaplin, 2002). Biasanya anak-anak yang diberi suatu isyarat pemunculan kembali tidak berusaha menyelidiki secara mendalam memori mereka. Seiring dengan bertambahnya usia, anak-anak belajar bagaimana cara menggunakan strategi memori. Sehingga mereka menyadari bahwa apabila mereka ingin mengingat sesuatu, mereka akan menggunakan strategi-strategi memori tersebut.
      C.    Atensi (Perhatian)
Dalam hal ini, atensi dilihat sebagai alat saring (filter) yang akan menyaring semua informasi pada titik-titik yang berada pada proses presepsi.
       1)      Pengertian Atensi
            Atensi merupakan sebuah konsep multidimensial yang digunakan untuk menggambarkan perbedaan ciri-ciri dan cara-cara merespon dalam sistem kognitif (Parkin, 2000).  Atensi dapat merupakan proses sadar maupun tidak sadar.
·         Proses otomatis tidak melibatkan kesadaran, misalkan mengarahkan pandangan pada rangsang yang menarik secara kognisi. Memperhatikan secara otomatis dilakukan tanpa bermaksud untuk memperhatikan suatu hal. Perhatian terhadap suatu hal atau tindakan dapat dibentuk sehingga menjadi otomatis (otomatisasi) melalui latihan dan frekuensi melakukan tindakan tersebut.
  • Proses terkendali biasanya dikendalikan oleh kesadaran, bahkan membutuhkan kesadaran untuk dapat mengarahkan atensi secara terkendali. Biasanya proses terkendali membutuhkan waktu lebih lama untuk dilakukan, karena dilakukan secara bertahap.
      2)      Perkembangan Atensi
            Atensi pada anak telah berkembang sejak masa bayi, atensi yang berkembang selama masa bayi ini memiliki arti yang sangat penting selama tahun-tahun prasekolah.
Jhon flavel mendeskripsikan empat aspek atensi yang berkembang seiring  dengan bertambahnya besarnya anak, yaitu:
1.      Ketika anak-anak tumbuh semakin besar ia lebih mampu mrngndalukan atensinya .
2.      Seiring dengan perkembangannya, anak-anak menjadi lebih baik dalam menyesuaikan kemampuan atensinya dengan tugas.
3.      Anak-anak mengembangkan kemampuannya untuk merencanakan bagaimana ia akan mengarahkan atensinya.
4.      Anak-anak mengembangkan kemampuan mereka untuk memonitor atensinya , menetapkan apakah mereka menggunakan strategi yang tepat, dan merubah pendekatan saat diperlukan untuk mengikuti rangkaian peristiwa yang kompleks.
Sumber: Desmita..(2009).Psikologi Perkembangan Peserta Didik.Batusangkar:Rosda


Anda sedang membaca postingan yang berjudul Perkembangan Proses Kognitif. Jangan ragu untuk berkomentar dan berkunjung lagi ke Cici Bon. Salam sukses selalu

ShareThis