Untuk memudahkan mengopy makalah ini, silahkan download di link berikut ini:
A. PERSEPSI
Persepsi merupakan salah satu aspek
kognitif manusia yang sangat penting, yang memungkinkan untuk mengetahui dan
memahami dunia sekelilingnya. Tanpa persepsi tang benar manusia mustahil dapat
menangkap dan memaknai berbagai fenomena, informasi atau data yang senantiasa
mengitarinya. Demikian juga halnya dengan kehadiran peserta didik disekolah
tidak akan mendapatkan kemanfaatan yang berarti dari informasi atau materi
pelajaran yang disampaikan guru atau mungkin malah menyesatkan tanpa adanya
persepsi yang benar.
1)
Pengertian Persepsi
Istilah persepsi berasal dari bahasa inggris “perception”
yang diambil dari bahasa latin “perception” yang berarti menerima atau
mengambil. Dalam kamus inggris Indonesia kata perception diartikan dengan
penglihatan atau tanggapan.
Pengertian persepsi itu sendiri adalah
suatu proses penggunaan pengetahuan yang telah dimiliki untuk memperoleh dan
menginterpretasi stimulus yang diterima oleh sistem indra manusia. Jadi
persepsi pada dasarnya menyangkut hubungan manusia dengan lingkungannya bagaimana ia mengerti
dan mnginterpretasikan stimulus yang da dilingkungannya dengan menggunakan
pengetahuan yang dimilikinya .
Individu
hidup dalam dunia benda dan manusia, suatu dunia yang membanjiri indra dengan
berbagai stimulus. Segala informasi tentang dunia akan sampai ke individu
melalui indra. Namun dalam prakteknya pengindraan itu tidak bekerja sendiri ,
melainkan merupakan kombinasi dari berbagai alat indara lain. Dengan
pengindraan kita dapat mengenali sebuah benda atau objek, maka aktivitas
mengenali sebuah benda atau objek tersebut merupakan aktivasi mental.
Persepsi
individu terhadap objek tertentu akan mempengaruhi pikirannya artinya persepsi
seseorang akan memungkinkan untuk memberi penilaian terhadap suatu kondisi
stimulus. Penilaian seseorang terhadap suatu kondisi stimulus biasanya
dilakukan melalui proses kognitif, yaitu proses mental yang memungkinkan
seseorang mengevaluasi, memaknai dan menggunakan informasi yang diperoleh.
Jadi manusia
tidak memberi respon terhadap setiap stimulus secara otomatis seperti sebuah
mesin. Namun antara stimulus dan respon terdapat penyela yaitu proses kognitif.
Proses kognitif inilah yang mengarahkan pola fikir dan reaksi-reaksi kognitif
yang kompleks lainnya.
Dalam psikologi kontemporer , persepsi secara umum
diperlakukan sebagai variable campur tangan yang dipengruhi oleh factor-faktor
stimulus dan factor-faktor yang ada pada subjek yang menghadapi stimulus
tersebut.
2)
Mekanisme Persepsi
Persepsi
adalah sebuah proses kognitif yang komplek yang menghasilkan suatu gambaran yang
unik tentang tentang realitas yang barangkali sangat berbeda dengan kenyataan
yang sesungguhnya. Persepsi mengenai apapun baik objek social maupun nonsosial
akan mengikuti proses persepsual yang sama.
Persepsi
meliputi suatu interaksi rumit yang melibatkan setidaknya tiga komponen utama,
yaitu: seleksi, penyusunan, dan penafsiran.
1.
Seleksi
adalah proses penyaringan oleh indra terhadap stimulus. Dalam proses ini,
struktur kognitif yang telah ada dlam kepala akan menyeleksi, membedakan data
yang masuk dan memilih data mana yang relevan sesuai dengan kepentinga dirinya.
2.
Penyusunan
adalah proses mereduksi, mengorganisasikan, menata, atau menyederhanakan
informasi yang kompleks ke dalam suatu pola yang bermakna.
3.
Penafsiran
adalah proses menerjemahkan atau menginterpretasikan informasi atau stimulus
kedalam bentuk tingkah laku sebagai respon.
B. MEMORI
(Ingatan)
Memori merupakan unsur inti dari perkembangan kognitif, sebab segala
bentuk belajar dari individu melibatkan memori. Dengan memori, individu
dimungkinkan untuk dapat menyimpan informasi yang ia terima sepanjang waktu.
1) Pengertian
Memori
Dengan demikian, dapat dipahami bahwa secara umum dapat dikatakan
bahwa memori adalah sistem kognitif manusia yang mempunyai fungsi menyimpan
informasi atau pengetahuan. Menurut Chaplin (2002), memori adalah keseluruham
pengalaman masa lampau yang dapat diingat kembali.
2) Tipe-tipe Sistem Memori
Model
memori yang diterima oleh banyak psikolog kognitif, yakni model yang
dikemukakan oleh Atkinson dan Shiffrin (The
Atkinson-Shiffrin Model). Model ini mengasumsikan bahwa manusia setidaknya
memiliki tiga tipe sistem memori, yaitu memori indrawi (sensory memory), memori
jangka pendek (short-term memory), dan memori jangka panjang (long-term memory).
Memori
Sensoris (Pencatatan Indrawi). Pola aktivitas netral yang dihasilkan
(informasi) ketika stimulan mencapai reseptor kemudian diproses melalui
pencatatan indrawi hanya sekitar seperempat detik.
Memori
Jangka Pendek. Memori jangka pendek merupakan sistem memori berkapasitas
terbatas dimana informasi hanya dapat dipertahankan sekitar 30 detik, kecuali
informasi tersebut diulangi atau diproses lebih lanjut sehingga dapat bertahan
lama. Pemindahan informasi dari memori indrawi menuju pada ingatan jangka
pendek akan dikendalikan oleh perhatian (atensi). Memori
Jangka Panjang. Memori jangka panjang adalah tipe memori yang menyimpan banyak
informasi dalam rentang waktu yang secara relatif permanen.
3) Perkembangan
Memori
Dalam suatu studi tentang perkembangan memori, dilaporkan bahwa
rentang memori meningkat bersamaan dengan bertambahnya usia. Pada usia 2 tahun,
anak hanya dapat mengingat 2 digit, pada usia 7 tahun meningkat menjadi 5 digit
dan 7 digit pada usia 12 tahun.
Selama periode usia sekolah, tidak terjadi peningkatan yang berarti,
melainkan menunjukkan keterbatasan-keterbatasan, dan hal itu bisa dikurangi
dengan strategi memori (memory strategy), yaitu perilaku yang disengaja dan
bertujuan untuk meningkatkan memori.
Berikut
ini akan disebutkan dua strategi memori yang penting yaitu imagery dan
retrieval.
Imagery (perbandingan) adalah tipe dari karakteristik pembayangan dari
seorang (Chaplin, 2002). Perbandingan juga merupakan salah satu strategi memori
yang berkembang selama masa pertengahan dan akhir anak-anak. Kosslyn mengatakan
bahwa anak-anak usia 6 tahun telah menggunakan perbandingan mental secara
spontan dalam berbagai tugas mereka.
Retrieval (pemunculan kembali) adalah proses mengeluarkan atau
mengangkat informasi dari tempat penyimpanan (Chaplin, 2002). Biasanya
anak-anak yang diberi suatu isyarat pemunculan kembali tidak berusaha
menyelidiki secara mendalam memori mereka. Seiring dengan bertambahnya usia,
anak-anak belajar bagaimana cara menggunakan strategi memori. Sehingga mereka
menyadari bahwa apabila mereka ingin mengingat sesuatu, mereka akan menggunakan
strategi-strategi memori tersebut.
C. Atensi
(Perhatian)
Dalam hal ini, atensi dilihat sebagai alat saring (filter) yang akan
menyaring semua informasi pada titik-titik yang berada pada proses presepsi.
1)
Pengertian Atensi
Atensi merupakan sebuah konsep
multidimensial yang digunakan untuk menggambarkan perbedaan ciri-ciri dan
cara-cara merespon dalam sistem kognitif (Parkin, 2000). Atensi dapat merupakan proses sadar maupun
tidak sadar.
·
Proses otomatis
tidak melibatkan kesadaran, misalkan
mengarahkan pandangan pada rangsang yang menarik secara kognisi. Memperhatikan secara otomatis
dilakukan tanpa bermaksud untuk memperhatikan suatu hal. Perhatian terhadap
suatu hal atau tindakan dapat dibentuk sehingga menjadi otomatis (otomatisasi)
melalui latihan dan frekuensi melakukan tindakan tersebut.
- Proses terkendali biasanya dikendalikan oleh kesadaran, bahkan membutuhkan kesadaran untuk dapat mengarahkan atensi secara terkendali. Biasanya proses terkendali membutuhkan waktu lebih lama untuk dilakukan, karena dilakukan secara bertahap.
2)
Perkembangan Atensi
Atensi pada
anak telah berkembang sejak masa bayi, atensi yang berkembang selama masa bayi
ini memiliki arti yang sangat penting selama tahun-tahun prasekolah.
Jhon flavel mendeskripsikan empat aspek atensi yang
berkembang seiring dengan bertambahnya
besarnya anak, yaitu:
1.
Ketika anak-anak
tumbuh semakin besar ia lebih mampu mrngndalukan atensinya .
2.
Seiring dengan
perkembangannya, anak-anak menjadi lebih baik dalam menyesuaikan kemampuan
atensinya dengan tugas.
3.
Anak-anak
mengembangkan kemampuannya untuk merencanakan bagaimana ia akan mengarahkan
atensinya.
4.
Anak-anak
mengembangkan kemampuan mereka untuk memonitor atensinya , menetapkan apakah
mereka menggunakan strategi yang tepat, dan merubah pendekatan saat diperlukan
untuk mengikuti rangkaian peristiwa yang kompleks.
Sumber: Desmita..(2009).Psikologi Perkembangan Peserta Didik.Batusangkar:Rosda