Materi atau Kurikulum Dalam Pendidikan Islam .doc
Kurikulum
merupakan salah satu komponen yang sangat menentukan dalam suatu sistem
pendidikan, karena itu kurikulum merupakan alat untuk mencapai tujuan
pendidikan dan sekaligus sebagai pedoman dalam pelaksanaan pengajaran pada
semua jenis dan tingkat pendidikan. Tujuan pendidikan disuatu bangsa atau
negara ditentukan oleh falsafah dan pandangan hidup bangsa atau negara
tersebut. Berbedanya falsafah dan pandangan hidup suatu bangsa atau negara
menyebabkan berbeda pula tujuan yang hendak dicapai dalam pendidikan tersebut
dan sekaligus akan berpengaruh pula terhadap negara tersebut. Begitu pula perubahan
politik pemerintahan suatu negara mempengaruhi pula bidang pendidikan, yang
sering membawa akibat terjadinya perubahan kurikulum yang berlaku. Dengan
demikian kurikulum senantiasa bersifat dinamis guna lebih menyesuaikan dengan
berbagai perkembangan yang terjadi.
Dengan
memahami kurikulum, para pendidik dapat memilih dan menentukan tujuan
pembelajaran, metode, teknik, media pengajaran dan alat evaluasi pengajaran
yang sesuai dan tepat. Untuk itu dalam melakukan kajian terhadap keberhasilan
sistem pendidikan ditentukan oleh tujuan yang realistis, dapat diterima oleh
semua pihak, sarana dan organisasi yang baik, intensitas pekerjaan yang
realistis tinggi dan kurikulum yang tepat guna. Oleh karena itu sudah
sewajarnya para pendidik dan tenaga kependidikan bidang pendidikan islam
memahami kurikulum serta berusaha mengembangkan. Komponen kurikulum dalam
pendidikan sangat berarti karena merupakan operasionalisasi tujuan yang
dicita-citakan, bahwa tujuan tidak akan tercapai tanpa keterlibatan kurikulum
pendidikan.
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kurikulum
Secara etimologis, kurikulum berasal
dari bahasa yunani yaitu curir yang artinya pelari dan curare yang berarti
tempat berpacu. Jadi, istilah kurikilum berasal dari dunia olahraga pada zaman
Romawi kuno di Yunani, yang mengandung pengertian suatu jarak yang harus
ditempuh oleh pelari dari garis star sampai garis finish. Dalam bahasa Arab,
kata kurikulum biasa diungkapkan dengan
manhaj yang berarti jalan yang terang yang dilalui oleh manusia pada berbagai
bidang kehidupan. Sedangkan kurikulum pendidikan (manhaj al-dirasah) dalam
kamus tarbiyah adalah seperangkat perencanaan dan media yang dijadikan acuan
oleh lembaga pendidikan dalam mewujudkan tujuan-tujuan pendidikan.
Secara
terminologi menurut para ahli mendefinisikan kurikulum diantarnya:
a. Menurut Crow bahwa kurikulum adalah
rancangan pengajaran atau sejumlah mata pelajaran yang disusun secara
sistematis untuk menyelesaikan suatu program untuk memperole ijazah.
b. Menurut Arifin bahwa kurikulum sebagai
seluruh bahan pelajaran yang harus disajikan dalam proses kependidikan dalam
suatu sistem institusional pendidikan.
Sesuai
dengan perkembangan pendidikan, kurikulum yang semula dipandang sebagai
sejumlah mata pelajaran kemudian beralih makna menjadi semua kegiatan atau
semua pengalaman belajar yang diberikan kepada peserta didik dalam rangka
mencapai tujuan pendidikan danberada dalam tanggung jawab sekolah, lebih
khususnya hasil belajar yang diharapkan.[1]
Dengan demikian
pengertian kurikulum dalam pandangan modern merupakan program pendidikan yang
disediakan oleh sekolah yang tidak hanya sebatas bidang studi dan kegiatan belajarnya
saja, akan tetapi meliputi segala sesuatu yang dapat mempengaruhi perkembangan
serta pembentukan pribadi siswa yang sesuai dengan tujuan pendidikan yang akan
dicapai sehingga dapat meningkatkan mutu kehidupannya yang pelaksanaan bukan
saja disekolah tetapi juga diluar
sekolah.[2] Dalam undang-undang telah dinyatakan, bahwa: Kurikulum disusun
untuk mewujudkan tujuan pendidiakn nasional dengan memperhatikan tahap
prkembangan peserta didik dan kesesuaiannya dengan lingkungan, kebutuhan
pembangunan nasional, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta
kesenian, sesuai dengan jenis dan jenjang masing-masing satuan pendidikan.[3]
Jadi dapat kita
simpulkan bahwa kurikulum merupakan suatu kegiatan pendidikan
yang mencakup berbagai rencana kegiatan peserta didik yang terperinci berupa
bentuk-bentuk bahan pendidikan, saran-saran strategi belajar mengajar,
pengaturan-pengaturan program agar dapat diterapkan, dan hal-hal yang mencakup
pada kegiatan yang bertujuan mencapai tujuan yang diinginkan
B. KOMPONEN KURIKULUM
Mengingat bahwa fungsi kurikulum dalam
proses pendidikan adalah alat untuk mencapai tujuan pendidikan, maka hal ini
berarti sebagai alat pendidikan, kurikulum memiliki bagian-bagian penting dan
penunjang yang dapat mendukung operasinya dengan baik. Bagian-bagian ini
disebut komponen yang saling berkaitan, berinteraksi dalam upaya mencapai
tujuan.[4]
Kurikulum suatu sekolah
mengandung 3 komponen yaitu tujuan, isi, dan strategi.
Ada 2 jenis tujuan yang
terkandung didalam kurikulum suatu sekolah yaitu :
a) Tujuan kurikulum
1.
Tujuan yang ingin dicapai sekolah secara keseluruhan
Selaku
lembaga pendidikan, selaku sekolah mempunyai sejumlah tujuan yang ingin
dicapainya yang digambarkan dalam bentuk pengetahuan, keterampilan dan sikap
yang diharapkan dapat dimiliki siswa setelah mereka menyelesaikan seluruh
program pendidikan dari sekolah tersebut.
2.
Tujuan yang ingin dicapai dalam setiap bidang studi
Setiap
bidang studi dalam kurikulum suatu sekolah juga mempunyai sejumlah tujuan yang
ingin dicapainya. Tujuan inpun digambarkan dalam bentuk pengetahuan,
keterampilan dan sikap yang diharapkan dapat dimiliki siswa setelah mempelajari
suatu bidang studi pada sekolah tertentu.
b) Isi kurikulum
Berupa materi pembelajaran yang diprogram untuk
mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.
c) Media (sarana dan prasarana)
Sebagai
sarana perantara dalam pembelajaran untuk menjabarkan kurikulum agar lebih
mudah dipahami oleh peserta didik.
d) Strategi
Merujuk
pada pendekatan dan metode serta teknik
mengajar yang digunakan.
e) Proses Pembelajaran
Komponen
ini sangat penting, sebab diharapkan melalui proses pembelajaran akan terjadi
perubahan tingkah pada diri peserta didik sebagai indikator keberhasilan
pelaksanaan kurikulum.
f) Evaluasi
Dengan
evaluasi (penilaian) dapat diketahui cara pencapaian tujuan.
3. Menurut Hasan Langgulung ada 4 komponen
utama kurikulum yaitu:
a. Tujuan-tujuan yang ingin dicapai oleh
pendidikan.
b. Pengetahuan (knowledge),
informasi-informasi, data-data, aktifitas dan pengalaman-pengalaman dari mana
terbentuk kurikulum itu.
c. Metode dan cara-cara mengajar yang
dipakai oleh guru-guru untuk mengajar dan memotivasi murid untuk membawa mereka
ke arah yang dikehendaki oleh kurikulum.
d. Metode dan cara penilaian yang
dipergunakan dalam mengukur dan menilai kurikulum dan hasil proses pendidikan
yang di rencanakan kurikulum tersebut.
C.
Peran dan Fungsi Kurikulum
Kurikulum
dipersiapkan dan dikembangkan untuk mencapai tujuan pendidikan, yakni
mempersiapkan peserta didik agar mereka dapat hidup di masyarakat. Sebagai
salah satu komponen dalam sistem pendidikan, paling tidak kurikulum memiliki
tiga peran, yaitu Peran konservatif, peran kreatif, serta peran kritis dan
evaluatif.
1.
Peranan Konservatif (melestarikan)
Maksud
dari peranan ini adalah melestarikan berbagai nilai budaya sebagai warisan masa
lalu. Dikaitkan dengan era globalisasi sebagai akibat kemajuan ilmu pengetahuan
dan teknologi, yang memungkinkan mudahnya pengaruh budaya asing masuk dalam
budaya lokal. Melalui peran konservatifnya, kurikulum berperan dalam menangkal
berbagai pengaruh yang dapat merusak nilai luhur mayarakat.
2.
Peran Kreatif
Peran
kreatif kurikulum maksudnya dimana kurikulum harus mampu menjawab setiap
tantangan sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan masyarakat yang cepat
berubah. Jadi apabila kurikulum tidak mengandung unsure-unsur baru maka
pendikan selamanya akan tertinggal, yang berarti apa yang akan diberikan di
sekolah pada akhirnya akan kurang bermakna, karena tidak relevan lagi dengan
kebutuhan dan tuntutan sosial masyarakat.
3.
Peran Kritis dan Evaluatif
Kurikulum berperan untuk menyeleksi nilai dan budaya baru yang mana
harus dimiliki anak didik. Dalam rangka inilah peran kritis dan evaluatif
kurikulum diperlukan. Kurikulum harus berperan dalam menyeleksi dan
mengevaluasi segala sesuatu yang dianggap bermanfaat untuk kehidupan anak
didik.
Fungsi kurikulum dalam pendidikan islam adalah sebagai berikut:
(1). Alat untuk mencapai tujuan dan untuk menempuh harapan manusia
sesuai dengan tujuan yang dicita-citakan.
(2). Pedoman dan program harus dilakukan oleh subjek dan objek
pendidikan
(3).fungsi kesinambungan untuk persiapan jenjang sekolah berikutnya
dan penyiapan tenaga kerja bagi yang tidak melanjutkan
(4). Standar dalam penilaian kriteria keberhasilan suatu proses
pendidikan, atau sebagai batasan dari program kegiatan yang akan dijalankan
pada semester maupun pada tingkat pendidikan tertentu .[5]
D. Kerangka Dasar Kurikulum Pendidikan
Islam
Kurikulum
yang baik dan relevan dalam rangka mencapai tujuan pendidikan islam adalah yang
bersifat intergrated dan komperensif serta menjadikan al-Quran dan hadits
sebagai sumber utama dalam penyusunan.
Didalam Al-Quran dan
hadits ditemukan kerangka dasar yang dapat dijadikan sebagai pedoman
operasional dalam penyusunan dan pengembangan kurikulum pendidikan islam.
Kerangka dasar tersebut adalah, (1) Tauhid, dan (2) Perintah membaca.
1. Tauhid
Tauhid sebagai dasar utama kurikulum
harus di mantapkan semenjak masih bayi-dimulai dengan menperdengarkan
kalimat-kalimat tauhid seperti azan atau iqamah terhadap anak yang baru
dilahirkan. Tauhid sebagai falsafah dan pandangan hidup umat islam meliputi
konsep kemaha esaan Allah, serta keunikan Allah atas semua makhluknya, Allah
SWT, unik dan esa dalam dan perbuatan.
Tauhid merupakan prinsip utama dalam seluruh di mensi
kehidupan manusia baik hubungan vertical
dengan allah maupun hubungan horizontal dengan manusia dengan alam. Tauhid
seperti inilah yang dapat menyusun pergaulan yang harmonis sesamanya. Kita
dapat mewujudkan tata dunia yang harmonis kosmos yang penuh tujuan, persamaan
social, persamaan kepercayaan, persamaan jenis dan ras, persamaan dalam segala
aktivitas dan kebebasan bahkan seluruh masyarakat dunia adalah sama yang
disebut “ummatan wahidah”.
2.
Perintah Membaca
Perintah membaca Ayat-ayat Allah yang meliputi 3 macam
ayat yaitu:
1.
Ayat Allah yang berdasarkan wahyu
2.
Ayat Allah yang ada pad diri manusia, dan
3.
Ayat Allah yang terdapat di alam semesta di luar diri manusia
Firman Allah SWT :
Artinya :
Bacalah! Dengan menyebut
nama Tuhanmu yang menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah! Dan
Tuhanmulah yang paling pemurah, yang mengajarkan (manusia) dengan perantaraan kalam,
dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. (Q.S : 1-5)
Firman Allah SWT itu merupakan bahan pokok pendidikan yang
mencakup seluruh ilmu pengetahuan yang dibutuhkan oleh manusia. Membaca selain
melibatkan proses mental yang tinggi, pengenalan (cognition), ingatan
(memory),pengamatan (perception), pengucapan (verbalization), pemikiran
(reasoning), daya cipta (creativity) juga sekaligus merupakn bahan pendidikan
itu sendiri.
E.
Dasar Kurikulum Pendidikan Islam
Kurikulum
sebagai salah satu komponen pendidikan yang sangat berperan dalam mengantarkan
pada tujuan pendidikan yang diharapkan, harus mempunyai dasar-dasar yang
merupakan kekuatan utama yang mempengaruhi dan membentuk materi kurikulum,
susunan dan organisasi kurikulum.
Yang menjadi dasar -dasar dalam penyusunan kurikulum pendidikan islam
adalah :
1. Dasar Agama
Seluruh sistem yang ada
alam masyarakat islam, termasuk sistem pendidikannya harus meletakkan dasar
falsafah, tujuan,dan kurikulumnyapada ajaran islam yang meliputi aqidah,
ibadah, muamalat dan hubungan –hubungan yang berlaku didalammasyarakat. Hal ini
bermakna bahwa semua itu pada akhirnya harus mengacu pada dua sumber utama
syariat islam yaitu alquran dan sunnah.
2. Dasar Falsafah
Dasar ini memberikan
arah dan tujuan pendidikan islam, dengan dasar filosofis sehingga susunan
kurikulum pendidikan islam mengandug duatu kebenaran, terutama dari sisi
nilai-nilai sebagai pandangan hidup yang diyakini kebenarannya.
3.
Dasar Psikologis
Asas ini memberikan
bahwa kurikulum pendidikan islam hendaknya disusun dengan mempertimbangkan
tahapan-tahapan
pertumbuhan dan perkembangan yang dilalui anak didik. Kurikulum pendidikan
islam harus dirancang sejalan dengan ciri-ciri perkembangan anak didik, tahap
kematangan bakat-bakat jasmani, ntelektual, bahasa, emosi dan sosial, kebutuhan
dan keinginan, minat, kecakapan,perbedaan individual antara peserta didik yang
satu dengan yang lainnya.
4. Dasar Sosial
Dasar ini memberikan
gambaran bagi kurikulum pendidikan islam yang tercermin pada dasar sosial yang
mengandung ciri-ciri masyarakat islam dan kebudayaannya. Baik segi dari
pengetahuan, nilai-nilai ideal, cara berpikir dan adat kebiasaan, dan seni.
Sebab tidak ada suatu masyarakat yang tidak berbudaya dan tidak ada suatu
kebudayaan yang tidak berada pada masyarakat. Kaitannya dengan kurikulum
pendidikan islam sudah tentu kurikulum ini harus mengakar terhadap masyarakat
dan perubahan dan perkembangan.
5. Dasar Organisatoris
Dasar ini memberikan landasan
dalam penyusunan bahan pembelajaran beserta penyajiannya dalam proses
pembelajaran beserta penyajiannya dalam proses pembelajaran.
F. Prinsip-Prinsip Penyusunan Kurikulum
Dalam penyusunan kurikulum, kita
harus diperhatikan prinsip-prinsip yang dapat mewarnai kurikulum pendidikan.
1.
Prinsip berasaskan islam termasuk ajaran dan nilai-nilainya. Maka setiap yang berkaitan
dengan kurikulum.
2.
Prinsip mengarah kepada tujuan adalah seluruh aktivitas dalam kurikulum
diarahkan untuk mencapai tujuan yang dirumuskan sebelumnya.
3.
Prinsip (integritas) antara mata pelajaran, pengalaman-pengalaman, dan
aktiviti yang terkandung di dalam kurikulum.
4.
Prinsip relevansi adalah adanya kesesuaian pendidikan dengan lingkungan
hidup murid.
5.
Prinsip fleksibilitas, adalah terdapat ruang gerak yang memberikan
sedikit kebebasan dalam bertindak.
6.
Prinsip integritas adalah kurikulum tersebut dapat menghasilkan manusia
seutuhnya,
7.
Prinsip efesiensi, adalah agar kurikulum dapat mendayagunakan waktu,
tenaga, dana, dan sumber lain secara cermat dan tepat.
8.
Prinsip kontinuitas dan kemitraan adalah bagaimana susunan kurikulum
yang terdiri dari bagian yang berkelanjutan dengan kaitan-kaitan kurikulum
lainnya.
9.
Prinsip individualitas adalah, bagaimana kurikulum memperhatikan perbedaan pembawaan dan
lingkungan anak.
10. Prinsip kesamaan memperoleh kesempatan, dan demokratis
adalah bagaimana kurikulum dapat memperdayakan semua peserta didik memperoleh
pengetahuan, keterampilan, dan sikap sangat diutamakan.
11. Prinsip kedinamisan, adalah agar kurikulum itu tidak
statis, tetapi dapat mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan perubahan
social.
12. Prinsip keseimbangan, adalah bagaimana kurikulum dapat
mengembangkan sikap potensi peserta didik secara harmonis.
13. Prinsip efektivitas, adalah agar kurikulum dapat
menunjang efektivitas guru yang mengajar dan peserta didik yang belajar.
Kesimpulan
Kurikulum
adalah suatu kegiatan pendidikan yang mencakup berbagai rencana kegiatan
peserta didik yang terperinci berupa bentuk-bentuk bahan pendidikan,
saran-saran strategi belajar mengajar, pengaturan-pengaturan program agar dapat
diterapkan, dan hal-hal yang mencakup pada kegiatan yang bertujuan mencapai
tujuan yang diinginkan. Peran dan fungsi kurikulum yang terdiri dari Peranan Konservatif
(melestarikan), Peran Kreatif, peran kritis dan evaluatif. Fungsi kurikulum
sebagai alat untuk
mencapai tujuan dan untuk menempuh harapan manusia sesuai dengan tujuan yang
dicita-citakan. Pedoman dan program harus dilakukan oleh subjek dan objek pendidikan,
fungsi kesinambungan untuk persiapan jenjang sekolah berikutnya dan penyiapan
tenaga kerja bagi yang tidak melanjutkan, Standar dalam penilaian kriteria
keberhasilan suatu proses pendidikan, atau sebagai batasan dari program
kegiatan yang akan dijalankan pada semester maupun pada tingkat pendidikan
tertentu.
Dasar kurikulum pendidikan
islam adalah adanya dasar agama, dasar falsafah, dasar psikologis, dasar
sosial, dasar organsatoris.
Prinsip-Prinsip Penyusunan Kurikulum Dalam penyusunan kurikulum, kita harus diperhatikan
prinsip-prinsip yang dapat mewarnai kurikulum pendidikan. berasaskan islam termasuk ajaran dan nilai-nilainya,Prinsip mengarah kepada tujuan, Prinsip (integritas), Prinsip relevansi,
Prinsip fleksibilitas,Prinsip integritas Prinsip
efesiensi,Prinsip
kontinuitas dan kemitraan Prinsip individualitas Prinsip kesamaan memperoleh kesempatan, dan demokratis
Prinsip kedinamisan, Prinsip keseimbangan,
Daftar
kepustakaan
Ramayulis,
Ilmu Pendidikan Islam,Jakarta: Kalam
Mulia, 2002
Mujid
Abdul, dkk, Ilmu Pendidikan Islam ,Jakarta:Kencana, 2006
Rasyidin,
Al,dkk, Filsafat Pendidikan Islam ,
Jakarta: Ciputat Press, 2005
Drajat,
Zaskiah, dkk, Ilmu Pendidikan Islam,
Jakarta: Bumi Aksara, 2011