23 July 2012

Materi atau Kurikulum Dalam Pendidikan Islam

Untuk memudahkan mengopy makalah ini, silahkan download di link berikut ini:
Materi atau Kurikulum Dalam Pendidikan Islam .doc


Kurikulum merupakan salah satu komponen yang sangat menentukan dalam suatu sistem pendidikan, karena itu kurikulum merupakan alat untuk mencapai tujuan pendidikan dan sekaligus sebagai pedoman dalam pelaksanaan pengajaran pada semua jenis dan tingkat pendidikan. Tujuan pendidikan disuatu bangsa atau negara ditentukan oleh falsafah dan pandangan hidup bangsa atau negara tersebut. Berbedanya falsafah dan pandangan hidup suatu bangsa atau negara menyebabkan berbeda pula tujuan yang hendak dicapai dalam pendidikan tersebut dan sekaligus akan berpengaruh pula terhadap negara tersebut. Begitu pula perubahan politik pemerintahan suatu negara mempengaruhi pula bidang pendidikan, yang sering membawa akibat terjadinya perubahan kurikulum yang berlaku. Dengan demikian kurikulum senantiasa bersifat dinamis guna lebih menyesuaikan dengan berbagai perkembangan yang terjadi.

Dengan memahami kurikulum, para pendidik dapat memilih dan menentukan tujuan pembelajaran, metode, teknik, media pengajaran dan alat evaluasi pengajaran yang sesuai dan tepat. Untuk itu dalam melakukan kajian terhadap keberhasilan sistem pendidikan ditentukan oleh tujuan yang realistis, dapat diterima oleh semua pihak, sarana dan organisasi yang baik, intensitas pekerjaan yang realistis tinggi dan kurikulum yang tepat guna. Oleh karena itu sudah sewajarnya para pendidik dan tenaga kependidikan bidang pendidikan islam memahami kurikulum serta berusaha mengembangkan. Komponen kurikulum dalam pendidikan sangat berarti karena merupakan operasionalisasi tujuan yang dicita-citakan, bahwa tujuan tidak akan tercapai tanpa keterlibatan kurikulum pendidikan.


PEMBAHASAN

A.    Pengertian Kurikulum
Secara etimologis, kurikulum berasal dari bahasa yunani yaitu curir yang artinya pelari dan curare yang berarti tempat berpacu. Jadi, istilah kurikilum berasal dari dunia olahraga pada zaman Romawi kuno di Yunani, yang mengandung pengertian suatu jarak yang harus ditempuh oleh pelari dari garis star sampai garis finish. Dalam bahasa Arab, kata kurikulum biasa diungkapkan  dengan manhaj yang berarti jalan yang terang yang dilalui oleh manusia pada berbagai bidang kehidupan. Sedangkan kurikulum pendidikan (manhaj al-dirasah) dalam kamus tarbiyah adalah seperangkat perencanaan dan media yang dijadikan acuan oleh lembaga pendidikan dalam mewujudkan tujuan-tujuan pendidikan.
   Secara terminologi menurut para ahli mendefinisikan kurikulum diantarnya:
a.       Menurut Crow bahwa kurikulum adalah rancangan pengajaran atau sejumlah mata pelajaran yang disusun secara sistematis untuk menyelesaikan suatu program untuk memperole ijazah.
b.      Menurut Arifin bahwa kurikulum sebagai seluruh bahan pelajaran yang harus disajikan dalam proses kependidikan dalam suatu sistem institusional pendidikan.
Sesuai dengan perkembangan pendidikan, kurikulum yang semula dipandang sebagai sejumlah mata pelajaran kemudian beralih makna menjadi semua kegiatan atau semua pengalaman belajar yang diberikan kepada peserta didik dalam rangka mencapai tujuan pendidikan danberada dalam tanggung jawab sekolah, lebih khususnya hasil belajar yang diharapkan.[1]
Dengan demikian pengertian kurikulum dalam pandangan modern merupakan program pendidikan yang disediakan oleh sekolah yang tidak hanya sebatas bidang studi dan kegiatan belajarnya saja, akan tetapi meliputi segala sesuatu yang dapat mempengaruhi perkembangan serta pembentukan pribadi siswa yang sesuai dengan tujuan pendidikan yang akan dicapai sehingga dapat meningkatkan mutu kehidupannya yang pelaksanaan bukan saja disekolah  tetapi juga diluar sekolah.[2] Dalam undang-undang telah dinyatakan, bahwa: Kurikulum disusun untuk mewujudkan tujuan pendidiakn nasional dengan memperhatikan tahap prkembangan peserta didik dan kesesuaiannya dengan lingkungan, kebutuhan pembangunan nasional, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kesenian, sesuai dengan jenis dan jenjang masing-masing satuan pendidikan.[3]
   
Jadi dapat kita simpulkan bahwa kurikulum merupakan suatu kegiatan pendidikan yang mencakup berbagai rencana kegiatan peserta didik yang terperinci berupa bentuk-bentuk bahan pendidikan, saran-saran strategi belajar mengajar, pengaturan-pengaturan program agar dapat diterapkan, dan hal-hal yang mencakup pada kegiatan yang bertujuan mencapai tujuan yang diinginkan 
   
                                 
B.     KOMPONEN KURIKULUM

Mengingat bahwa fungsi kurikulum dalam proses pendidikan adalah alat untuk mencapai tujuan pendidikan, maka hal ini berarti sebagai alat pendidikan, kurikulum memiliki bagian-bagian penting dan penunjang yang dapat mendukung operasinya dengan baik. Bagian-bagian ini disebut komponen yang saling berkaitan, berinteraksi dalam upaya mencapai tujuan.[4]

Kurikulum suatu sekolah mengandung 3 komponen yaitu tujuan, isi, dan strategi.
Ada 2 jenis tujuan yang terkandung didalam kurikulum suatu sekolah yaitu :
a)      Tujuan kurikulum
1.      Tujuan yang ingin dicapai sekolah secara keseluruhan
Selaku lembaga pendidikan, selaku sekolah mempunyai sejumlah tujuan yang ingin dicapainya yang digambarkan dalam bentuk pengetahuan, keterampilan dan sikap yang diharapkan dapat dimiliki siswa setelah mereka menyelesaikan seluruh program pendidikan dari sekolah tersebut.
  
2.      Tujuan yang ingin dicapai dalam setiap bidang studi
Setiap bidang studi dalam kurikulum suatu sekolah juga mempunyai sejumlah tujuan yang ingin dicapainya. Tujuan inpun digambarkan dalam bentuk pengetahuan, keterampilan dan sikap yang diharapkan dapat dimiliki siswa setelah mempelajari suatu bidang studi pada sekolah tertentu.
b)      Isi kurikulum
Berupa  materi pembelajaran yang diprogram untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.
c)       Media (sarana dan prasarana)
Sebagai sarana perantara dalam pembelajaran untuk menjabarkan kurikulum agar lebih mudah dipahami oleh peserta didik.
d)     Strategi
Merujuk pada pendekatan  dan metode serta teknik mengajar yang digunakan.
e)      Proses Pembelajaran
Komponen ini sangat penting, sebab diharapkan melalui proses pembelajaran akan terjadi perubahan tingkah pada diri peserta didik sebagai indikator keberhasilan pelaksanaan kurikulum.
f)       Evaluasi
Dengan evaluasi (penilaian) dapat diketahui cara pencapaian tujuan.

3.      Menurut Hasan Langgulung ada 4 komponen utama kurikulum yaitu:
a.       Tujuan-tujuan yang ingin dicapai oleh pendidikan.
b.      Pengetahuan (knowledge), informasi-informasi, data-data, aktifitas dan pengalaman-pengalaman dari mana terbentuk kurikulum itu.
c.       Metode dan cara-cara mengajar yang dipakai oleh guru-guru untuk mengajar dan memotivasi murid untuk membawa mereka ke arah yang dikehendaki oleh kurikulum.
d.      Metode dan cara penilaian yang dipergunakan dalam mengukur dan menilai kurikulum dan hasil proses pendidikan yang di rencanakan kurikulum tersebut.

C.    Peran dan Fungsi Kurikulum
Kurikulum dipersiapkan dan dikembangkan untuk mencapai tujuan pendidikan, yakni mempersiapkan peserta didik agar mereka dapat hidup di masyarakat. Sebagai salah satu komponen dalam sistem pendidikan, paling tidak kurikulum memiliki tiga peran, yaitu Peran konservatif, peran kreatif, serta peran kritis dan evaluatif.
1.    Peranan Konservatif (melestarikan)
Maksud dari peranan ini adalah melestarikan berbagai nilai budaya sebagai warisan masa lalu. Dikaitkan dengan era globalisasi sebagai akibat kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, yang memungkinkan mudahnya pengaruh budaya asing masuk dalam budaya lokal. Melalui peran konservatifnya, kurikulum berperan dalam menangkal berbagai pengaruh yang dapat merusak nilai luhur mayarakat.
2.                  Peran Kreatif
Peran kreatif kurikulum maksudnya dimana kurikulum harus mampu menjawab setiap tantangan sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan masyarakat yang cepat berubah. Jadi apabila kurikulum tidak mengandung unsure-unsur baru maka pendikan selamanya akan tertinggal, yang berarti apa yang akan diberikan di sekolah pada akhirnya akan kurang bermakna, karena tidak relevan lagi dengan kebutuhan dan tuntutan sosial masyarakat. 
3.      Peran Kritis dan Evaluatif
Kurikulum berperan untuk menyeleksi nilai dan budaya baru yang mana harus dimiliki anak didik. Dalam rangka inilah peran kritis dan evaluatif kurikulum diperlukan. Kurikulum harus berperan dalam menyeleksi dan mengevaluasi segala sesuatu yang dianggap bermanfaat untuk kehidupan anak didik.
Fungsi kurikulum dalam pendidikan islam adalah sebagai berikut:
(1). Alat untuk mencapai tujuan dan untuk menempuh harapan manusia sesuai dengan tujuan yang dicita-citakan.
(2). Pedoman dan program harus dilakukan oleh subjek dan objek pendidikan
(3).fungsi kesinambungan untuk persiapan jenjang sekolah berikutnya dan penyiapan tenaga kerja bagi yang tidak melanjutkan
(4). Standar dalam penilaian kriteria keberhasilan suatu proses pendidikan, atau sebagai batasan dari program kegiatan yang akan dijalankan pada semester maupun pada tingkat pendidikan tertentu .[5] 
D.    Kerangka Dasar Kurikulum Pendidikan Islam
Kurikulum yang baik dan relevan dalam rangka mencapai tujuan pendidikan islam adalah yang bersifat intergrated dan komperensif serta menjadikan al-Quran dan hadits sebagai sumber utama dalam penyusunan.
                        Didalam Al-Quran dan hadits ditemukan kerangka dasar yang dapat dijadikan sebagai pedoman operasional dalam penyusunan dan pengembangan kurikulum pendidikan islam. Kerangka dasar tersebut adalah, (1) Tauhid, dan (2) Perintah membaca.
1.      Tauhid
Tauhid sebagai dasar utama kurikulum harus di mantapkan semenjak masih bayi-dimulai dengan menperdengarkan kalimat-kalimat tauhid seperti azan atau iqamah terhadap anak yang baru dilahirkan. Tauhid sebagai falsafah dan pandangan hidup umat islam meliputi konsep kemaha esaan Allah, serta keunikan Allah atas semua makhluknya, Allah SWT, unik dan esa dalam dan perbuatan.
 Tauhid merupakan prinsip utama dalam seluruh di mensi kehidupan manusia baik hubungan  vertical dengan allah maupun hubungan horizontal dengan manusia dengan alam. Tauhid seperti inilah yang dapat menyusun pergaulan yang harmonis sesamanya. Kita dapat mewujudkan tata dunia yang harmonis kosmos yang penuh tujuan, persamaan social, persamaan kepercayaan, persamaan jenis dan ras, persamaan dalam segala aktivitas dan kebebasan bahkan seluruh masyarakat dunia adalah sama yang disebut “ummatan wahidah”.

2.      Perintah Membaca
Perintah membaca Ayat-ayat Allah yang meliputi 3 macam ayat yaitu:
1.      Ayat Allah yang berdasarkan wahyu
2.      Ayat Allah yang ada pad diri manusia, dan
3.      Ayat Allah yang terdapat di alam semesta di luar diri manusia
Firman Allah SWT :
Artinya :
Bacalah! Dengan menyebut nama Tuhanmu yang menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah! Dan Tuhanmulah yang paling pemurah, yang mengajarkan (manusia) dengan perantaraan kalam, dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. (Q.S : 1-5)
           Firman Allah SWT itu merupakan bahan pokok pendidikan yang mencakup seluruh ilmu pengetahuan yang dibutuhkan oleh manusia. Membaca selain melibatkan proses mental yang tinggi, pengenalan (cognition), ingatan (memory),pengamatan (perception), pengucapan (verbalization), pemikiran (reasoning), daya cipta (creativity) juga sekaligus merupakn bahan pendidikan itu sendiri.


E.     Dasar Kurikulum Pendidikan Islam
           Kurikulum sebagai salah satu komponen pendidikan yang sangat berperan dalam mengantarkan pada tujuan pendidikan yang diharapkan, harus mempunyai dasar-dasar yang merupakan kekuatan utama yang mempengaruhi dan membentuk materi kurikulum, susunan dan organisasi kurikulum.
Yang menjadi dasar -dasar dalam penyusunan kurikulum pendidikan islam adalah :
1.   Dasar Agama
Seluruh sistem yang ada alam masyarakat islam, termasuk sistem pendidikannya harus meletakkan dasar falsafah, tujuan,dan kurikulumnyapada ajaran islam yang meliputi aqidah, ibadah, muamalat dan hubungan –hubungan yang berlaku didalammasyarakat. Hal ini bermakna bahwa semua itu pada akhirnya harus mengacu pada dua sumber utama syariat islam yaitu alquran dan sunnah.  
2.   Dasar Falsafah
Dasar ini memberikan arah dan tujuan pendidikan islam, dengan dasar filosofis sehingga susunan kurikulum pendidikan islam mengandug duatu kebenaran, terutama dari sisi nilai-nilai sebagai pandangan hidup yang diyakini kebenarannya. 

3.   Dasar Psikologis
Asas ini memberikan bahwa kurikulum pendidikan islam hendaknya disusun dengan mempertimbangkan
tahapan-tahapan pertumbuhan dan perkembangan yang dilalui anak didik. Kurikulum pendidikan islam harus dirancang sejalan dengan ciri-ciri perkembangan anak didik, tahap kematangan bakat-bakat jasmani, ntelektual, bahasa, emosi dan sosial, kebutuhan dan keinginan, minat, kecakapan,perbedaan individual antara peserta didik yang satu dengan yang lainnya.


4.   Dasar Sosial
Dasar ini memberikan gambaran bagi kurikulum pendidikan islam yang tercermin pada dasar sosial yang mengandung ciri-ciri masyarakat islam dan kebudayaannya. Baik segi dari pengetahuan, nilai-nilai ideal, cara berpikir dan adat kebiasaan, dan seni. Sebab tidak ada suatu masyarakat yang tidak berbudaya dan tidak ada suatu kebudayaan yang tidak berada pada masyarakat. Kaitannya dengan kurikulum pendidikan islam sudah tentu kurikulum ini harus mengakar terhadap masyarakat dan perubahan dan perkembangan.       
5.   Dasar Organisatoris
Dasar ini memberikan landasan dalam penyusunan bahan pembelajaran beserta penyajiannya dalam proses pembelajaran beserta penyajiannya dalam proses pembelajaran.

F.   Prinsip-Prinsip Penyusunan Kurikulum
            Dalam penyusunan kurikulum, kita harus diperhatikan prinsip-prinsip yang dapat mewarnai kurikulum pendidikan.
1.      Prinsip berasaskan islam termasuk ajaran dan nilai-nilainya. Maka setiap yang berkaitan dengan kurikulum.
2.      Prinsip mengarah kepada tujuan adalah seluruh aktivitas dalam kurikulum diarahkan untuk mencapai tujuan yang dirumuskan sebelumnya.
3.      Prinsip (integritas) antara mata pelajaran, pengalaman-pengalaman, dan aktiviti yang terkandung di dalam kurikulum.
4.      Prinsip relevansi adalah adanya kesesuaian pendidikan dengan lingkungan hidup murid.
5.      Prinsip fleksibilitas, adalah terdapat ruang gerak yang memberikan sedikit kebebasan dalam bertindak.
6.      Prinsip integritas adalah kurikulum tersebut dapat menghasilkan manusia seutuhnya,
7.      Prinsip efesiensi, adalah agar kurikulum dapat mendayagunakan waktu, tenaga, dana, dan sumber lain secara cermat dan tepat.
8.      Prinsip kontinuitas dan kemitraan adalah bagaimana susunan kurikulum yang terdiri dari bagian yang berkelanjutan dengan kaitan-kaitan kurikulum lainnya.
9.      Prinsip individualitas adalah, bagaimana kurikulum memperhatikan perbedaan pembawaan dan lingkungan anak.
10.  Prinsip kesamaan memperoleh kesempatan, dan demokratis adalah bagaimana kurikulum dapat memperdayakan semua peserta didik memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan sikap sangat diutamakan.
11.  Prinsip kedinamisan, adalah agar kurikulum itu tidak statis, tetapi dapat mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan perubahan social.
12.  Prinsip keseimbangan, adalah bagaimana kurikulum dapat mengembangkan sikap potensi peserta didik secara harmonis.
13.  Prinsip efektivitas, adalah agar kurikulum dapat menunjang efektivitas guru yang mengajar dan peserta didik yang belajar.


Kesimpulan

Kurikulum adalah suatu kegiatan pendidikan yang mencakup berbagai rencana kegiatan peserta didik yang terperinci berupa bentuk-bentuk bahan pendidikan, saran-saran strategi belajar mengajar, pengaturan-pengaturan program agar dapat diterapkan, dan hal-hal yang mencakup pada kegiatan yang bertujuan mencapai tujuan yang diinginkan. Peran dan fungsi kurikulum yang terdiri dari Peranan Konservatif (melestarikan),  Peran Kreatif,  peran kritis dan evaluatif. Fungsi kurikulum sebagai alat untuk mencapai tujuan dan untuk menempuh harapan manusia sesuai dengan tujuan yang dicita-citakan. Pedoman dan program harus dilakukan oleh subjek dan objek pendidikan, fungsi kesinambungan untuk persiapan jenjang sekolah berikutnya dan penyiapan tenaga kerja bagi yang tidak melanjutkan, Standar dalam penilaian kriteria keberhasilan suatu proses pendidikan, atau sebagai batasan dari program kegiatan yang akan dijalankan pada semester maupun pada tingkat pendidikan tertentu.
 Dasar kurikulum pendidikan islam adalah adanya dasar agama, dasar falsafah, dasar psikologis, dasar sosial, dasar organsatoris. Prinsip-Prinsip Penyusunan Kurikulum Dalam penyusunan kurikulum, kita harus diperhatikan prinsip-prinsip yang dapat mewarnai kurikulum pendidikan. berasaskan islam termasuk ajaran dan nilai-nilainya,Prinsip mengarah kepada tujuan, Prinsip (integritas), Prinsip relevansi, Prinsip fleksibilitas,Prinsip integritas Prinsip efesiensi,Prinsip kontinuitas dan kemitraan Prinsip individualitas Prinsip kesamaan memperoleh kesempatan, dan demokratis Prinsip kedinamisan, Prinsip keseimbangan,

















Daftar kepustakaan

Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam,Jakarta: Kalam Mulia, 2002
Mujid Abdul, dkk,  Ilmu Pendidikan Islam ,Jakarta:Kencana, 2006
Rasyidin, Al,dkk, Filsafat Pendidikan Islam , Jakarta: Ciputat Press, 2005
Drajat, Zaskiah, dkk, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 2011



[1] Ramayulis,1992, Ilmu pendidikan Islam,(Jakarta,: kalam Mulia),hlm.150.
[2] Ibid, hlm.152
[3] Oemar Hamalik,2001,Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: PT Bumi Aksara),hlm.66.
[4]  Ibid , hal. 153
[5] Abdul Mujib,dkk,2008,Ilmu Pendidikan Islam,(jakarta:kencana), hlm.134
Anda sedang membaca postingan yang berjudul Materi atau Kurikulum Dalam Pendidikan Islam. Jangan ragu untuk berkomentar dan berkunjung lagi ke Cici Bon. Salam sukses selalu

ShareThis