Paragraf Bahasa Indonesia dan Penerapannya: Pola Penalaran (Deduktif dan Induktif) .doc
Paragraf
(alinea) merupakan kumpulan suatu kesatuan pikiran yang lebih tinggi dan lebih
luas dari pada kalimat. Tetapi kalimat yang bukan sekedar berkumpul, melainkan
berhubungan antara yang satu dengan yang lain dalam satu rangkaian yang
membentuk suatu kalimat.
Dengan
paragraf kita dapat membedakan permulaan tema dan akhirnya. Tanpa paragraf kita
kesulitan dalam memahami sebuah bacaan, karena kita terpaksa membaca terus bacaan tersebut tanpa
tahu dimana kita harus berhenti. Lain halnya kalau dalam bacaan tersebut sudah
diberikan pembagian atas paragraf-paragraf. Kita berhenti sebentar sesudah
sebuah paragraf berakhir.
B.
Rumusan Masalah
Dalam
makalah ini kami akan membahas tentang Paragraf Bahasa Indonesia dan
Penerapannya serta Pola Penalaran (deduktif dan induktif). Dalam makalah ini
kami menyertakan contoh-contoh untuk memudahkan pemahaman.
C.
Tujuan
Tujuan
adanya makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Bahasa Indonesia dan untuk
menambah khazanah keilmuan para pembaca, maka dengan adanya makalah ini kita
bisa mengetahui tentang cara penulisan paragraf dan menerapkan pola penalaran
deduktif dan induktif.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Paragraf
1. Pengertian
Paragraf
Menurut Hasnah Faizah paragraf adalah
suatu penuangan ide penulis melalui kalimat atau kumpulan kalimat yang satu
dengan yang lain yang berkaitan dan hanya memiliki suatu topik atau tema.
Paragraf tidak lain dari kesatuan pemikiran
yang biasa terdapat pada kalimat utama ditambah dengan kalimat penjelas. Ia
merupakan himpunan dari kalimat-kalimat yang bertalian dalam suatu rangkaian
untuk membentuk suatu gagasan (Nursalim, 2005: 49).
Jadi, paragraf merupakan kumpulan
kalimat yang saling berkaitan dan hanya memiliki satu tema kemudian terdapat
didalamnya kalimat utama dan kalimat penjelas.
2. Tujuan
Nursalim
mengemukakan bahwa dalam membentuk sebuah paragraf sekurang-kurangnya mempunyai
tujuan:
a.
Memudahkan
pengertian dan pemahaman dengan memisahkan suatu tema dengan tema yang lain.
bila terdapat dua tema, maka paragraf itu harus dipecahkan menjadi dua
paragraf.
b.
Memisahkan
dan menegaskan perhentian secara wajar dan formal, untuk memungkinkan kita
berhenti lebih lama dari pada perhentian akhir kalimat. Dengan perhentian yang
lebih lama ini konsentrasi terhadap tema paragraf lebih terarah.
3.
Jenis-jenis Paragraf
Berdasarkan
sifat dan tujuannya Nursalim mengemukakan bahwa paragraf dapat dibedakan atas
paragraf pembuka, penghubung, dan penutup.
a. Paragraf Pembuka
Paragraf
pembuka adalah paragraf yang berada diawal bacaan. Paragraf ini bertujuan untuk
membuka atau mengantarkan suatu karangan atau pokok pikiran dalam bagian
karangan. Oleh karena itu, sifat-sifat paragraf semacam ini harus mampu menarik
minat dan perhatian pembaca serta sanggup menyiapkan pikiran pembaca kepada
yang akan diuraikan. Paragraf pembuka yang pendek jauh lebih baik, karena
paragraf-paragraf yang panjang hanya akan menimbulkan kebosanan pembaca. Untuk
menarik minat pembaca ada beberapa cara yang dianjurkan diantaranya:
1) Mulailah dengan sebuah kutipan,
pribahasa, atau anekdot.
2) Menunjukkan mengapa subjek itu sangat
penting.
3) Menyatakan maksud dan tujuan dari
karangan itu.
b. Paragraf Penghubung
Paragraf
penghubung adalah sebuah paragraf yang terdapat antara paragraf pembuka dan
paragraf penutup. Dalam membentuk paragraf penghubung harus diperhatikan agar
hubungan antara paragraf tersebut teratur, serta disusun secara logis. Sifat
paragraf penghubung tergantung pada jenis karangannya. Dalam karangan yang
bersifat deskriptif, naratif, dan eksposisi paragraf-paragraf itu harus disusun
berdasarkan suatu perkembangan yang logis.
c. Paragraf Penutup
Paragraf
penutup adalah paragraf yang dimaksudkan untuk mengakhiri sebuah karangan atau
bagian karangan. Dengan kata lain, paragraf penutup mengandung
kesimpulan-kesimpulan pendapat dari hal yang telah diuraikan dalam
paragraf-paragraf penghubung. Hal yang paling esensial adalah bahwa paragraf
penutup harus merupakan suatu simpulan yang bulat dan betul-betul mengakhiri
uraian, serta menimbulkan kesan yang mendalam kepada para pembacanya.
Berdasarkan
tema atau kalimat utamanya, paragraf dapat dibedakan atas:
1) Paragraf deduktif
Paragraf
deduktif adalah paragraf yang dimulai dengan pernyataan umum ke pernyataan
khusus. Kalimat utamanya terdapat pada awal paragraf. Contoh:
Brokoli
termasuk sayuran dengan kandungan anti oksidan tinggi sehingga cara memasaknya
harus benar. Usahakan agar teksturnya matang tapi
jangan sampai mengurangi atau menghabiskan kandungan gizinya. Sayuran ini lebih
tepat dimasak jenis rebus setengah matang sebelum dikonsumsi. Segera tiriskan
dan siram dengan air dingin agar tetap warnanya tetap cantik, dan bentuknya
tidak hancur. Cara memotong brokoli harus benar yaitu mengikuti tangkainya.
Selain mempengaruhi kesegaran tangkai brokoli juga berfungsi hiasa untuk
menambah selera makan.
2) Paragraf induktif
Paragraf
induktif adalah yang dimulai dengan pernyataan khusus ke pernyataan umum. Dan
kalimat utamanya berada diakhir paragraf. Contoh:
Peremajaan pohon durian
semula dilakukan dengan teknik satu pohon. Satu cabang diujung batang disisakan
untuk tempat tumbuh tunas baru. Ternyata hal ini mempunyai banyak kekurangan.
Selain mudah tumbang juga lama berbuah. Setelah mencoba teknik tiga batang
diperoleh hasil bahwa pohon lebih kokoh, cepat berbuah, banyak tunas, dan
buahnya banyak. Sehingga teknik
peremajaan tiga pohon atau menara kaki tiga menjadi pilihan terbaik saat ini.
3)
Paragraf
campuran
Paragraf
campuran adalah gabungan antara paragraf deduktif dan paragraf induktif.
Kalimat utamanya berada diawal paragraf tetapi diulang kembali diakhir
paragraf. Contoh:
Bisnis
tanaman hias tidak lepas dari faktor spekulatif.
Dengan sedikit modal kita dapat menghasilkan banyak keuntungan dalam waktu
singkat. Namun, ada kalanya modal besar akan hilang karena perubahan harga yang
tidak terprediksi. Khususnya untuk beberapa jenis tanaman terlalu mempunyai harga
stabil, tetapi untuk jenis yang lain selalu naik turun mengikuti pasar. Kalau anda menyukai bisnis jenis ini berarti
anda siap dengan segala jenis spekulasinya.
d. Paragraf Merata
Paragraf Merata adalah
paragraf yang kalimat utamanya terdapat dalam keseluruhan paragraf tersebut.
Paragraf ini tiap kalimat mempunyai kedudukan dan kekuatan yang sama dalam
mendukung gagasan utama. Contoh:
Pada
pagi yang cerah itu Masirah melompat-lompat menyusuri pematang. Dikanan kirinya
terbentang luas tembakau yang sudah selutut tingginya. Daunnya hijau
lebar-lebar, tanda subur karena cukup pupuknya. Sekali-sekali ia berhenti
melayangkan pandangannya ke dangau di ujung ladang. Sudah sejak matahari terbit
suaminya menyiangi tembakau. Sekarang tentu sedang beristirahat, karena tidak
seorangpun tampak di ladang. Dibayangkannya betapa suaminya akan terkejut
gembira karena ia datang agak pagi kali ini. Lagi pula dalam bakul yang
dijinjingnya terdapat makanan kesenangan suaminya. Sayur asam, sambal terasi,
petai bakar, dan ikan tawes asin, ditambah dengan nasi putih yang masih panas,
yang berasnya baru ditumbuk kemarin. Masirah tersenyum bahagia.
Pikiran utama dalam paragraf diatas menjelaskan
kegembiraan Masirah melihat ladang dan bertemu suaminya di pagi hari.
Kalimat utama dan kalimat penjelas, masing-masing memiliki
fungsi yang berbeda. Kalimat utama berfungsi sebagai tumpuan atau sandaran bagi
kalimat-kalimat penjelas. Sebaliknya kalimat penjelas berfungsi menjelaskan
hal-hal yang belum jelas pada kalimat utama.
4.
Syarat-syarat Pembentukan Paragraf
Paragraf
yang baik dan efektif memenuhi syarat seperti kesatuan koherensi dan
perkembangan paragraf. Nursalim berpendapat bahwa yang termasuk syarat-syarat
pembentukan paragraf adalah:
a. Kesatuan
Kesatuan
dalam paragraf adalah bahwa semua kalimat yang membina paragraf itu secara
bersama-sama menyatakan suatu hal atau suatu tema tertentu.
b. Koherensi
Koherensi
adalah kekompakan hubungan antara sebuah kalimat dengan kalimat yang lain yang
membentuk paragraf itu.
c. Pengembangan Paragraf
Bagaimana
kita dapat menghubungkan antara gagasan utama dengan gagasan penjelas.
B.
Penalaran
1.
Pengertian
Penalaran
sering diidentikkan dengan jalan pikiran. Jalan pikiran turut menentukan baik
atau tidaknya kalimat seseorang, mudah tidaknya pikirannya dapat dipahami.
Penalaran atau jalan pikiran adalah suatu proses berpikir yang berusaha untuk
menghubung-hubungkan evidensi-evidensi menuju kepada kesimpulan yang masuk
akal, dengan demikian kalimat-kalimat yang diucapkan harus bisa
dipertanggungjawabkan dari segi akal yang sehat atau harus sesuai dengan
penalaran. (Hasna Faiza, 2009: 84)
2.
Jenis-Jenis Penalaran
Pengambilan
kesimpulan dalam penalaran dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu deduktif dan
induktif. Perbedaan kedua nya adalah:
a. Penalaran deduktif
Pada
dasarnya merupakan penguraian atau pembuktian sebuah kesimpulan kedalam
data-data khusus. Pola penalaran ini diterapkan dalam penulisan paragraf
deduktif, yaitu pada paragraf yang kesimpulannya ditulis pada awal. Contoh:
Keberhasilan dunia pertanian membawa dampak pada
peningkatan kesejahteraan. Salah satu cara yang
ditempuh adalah dengan pemuliaan tanaman. Kegiatan ini bertujuan meningkatkan
kuantitas dan kualitas produksi tanaman pangan. Usaha tersebut diterapkan pada
hampir semua jenis tanaman, misalnya: padi, palawija, buah, sayur dan tanaman
hias. Padi yang ditemukan sekarang mempunyai umur singkat, batang pendek, dan
butir gabah banyak. Buah-buahan yang dijual di pasar selalu berkualitas tinggi
begitu juga dengan sayur dan tanaman hias, semua menunjukkan kondisi baik.
b. Penalaran induktif
Penalaran induktif
adalah proses pengambilan kesimpulan secara umum berdasarkan data-data empiris
yang ditemukan. Penalaran induktif yang digolongkan menjadi tiga, yaitu
generalisasi, analogi, dan sebab akibat dapat diterapkan dalam penulisan
paragraf induktif.
1) Generalisasi
Pegawai negeri
dilingkungan Pemerintahan Daerah Kota Semarang setiap hari Kamis harus memakai
pakaian batik dan lurik. Demikian juga pegawai negeri dilingkungan Pendidikan
Kota Semarang maupun Propinsi Jawa Tengah. Bahkan pegawai negeri di instansi
dimana saja di jawa Tengah memakai batik atau lurik.
Jadi
dapat disimpulkan bahwa semua pegawai negeri di Jawa tengah memakai batik atau
lurik di hari kamis.
2) Analogi
Sebuah peribahasa mengatakan
bahwa semakin tinggi pohon, semakin kencang pula anginnya. Pernyataan ini
sesuai dengan perjalan karir manusia. Ketika seseorang telah menduduki jabatan,
selalu ada orang yang tidak menyukai. Ketidaksukaan ini dapat dilampiaskan
dalam berbagai bentuk, misalnya: fitnah, ancaman, kekerasan, atau pemerasan.
Dapat
dikatakan bahwa jabatan seseorang dan ujian yang dihadapi sama dengan
ketinggian pohon dan angin yang menerpanya.
3) Sebab
akibat
Bersamaan dengan
naiknya tarif semua angkutan umum, harga sebagian besar bahan pangan naik.
Harga kebutuhan pokok pun merayap mengikuti. Semua penjual dipasar melakukan
tindakan pengamanan dengan menyesuaikan harga jual terbarunya. Bahkan, label
pada semua barang di toko mulai diubah. Demikianlah dampak hebat pengurangan
subsisi BBM yang sangat dirasakan oleh masyarakat.
Jadi dapat disimpulkan
bahwa dengan naiknya tarif BBM mengakibatkan turut naiknya harga kebutuhan
pokok.
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dari
pembahasan ini dapat kami tarik kesimpulan bahwa paragraf adalah kumpulan
kalimat yang saling berkaitan dan hanya memiliki satu tema kemudian terdapat
didalamnya kalimat utama dan kalimat penjelas.
Diantara
tujuan penggunaan paragraf adalah memudahkan pengertian dan pemahaman dengan
menceraikan suatu tema dengan tema yang lain. tujuan lainnya adalah memisahkan
dan menegaskan perhentian secara wajar dan formal, untuk memungkinkan kita
berhenti lebih lama daripada perhentian kalimat terakhir.
Ada
banyak jenis-jenis paragraf yang dapat kita pelajari antara lain paragraf
pembuka, paragraf penghubung, paragraf
penutup, dan paragraf merata. Kemudian berdasarkan kalimat utamanya
dapat dibedakan menjadi tiga, deduktif, induktif dan campuran.
Penalaran
adalah proses berpikir untuk menarik kesimpulan dari kalimat yang dibaca. Dalam
penalaran dibagi dua yaitu secara deduktif dan induktif.
B.
Saran
Kami
menyadari bahwa makalah ini tentunya masih banyak terdapat kekurangan,
kekeliruan dan kesalahan. Oleh karena itu kami harapkan kritik dan saran dari
pembaca sekalian yang sifatnya membangun, demi menuju kesempurnaan
makalah-makalah kami yang akan datang. Atas kritik dan saran saudara kami
ucapkan terimakasih.
KEPUSTAKAAN
Faizah, Hasnah. 2009. Bahasa Indonesia. Pekanbaru: Cendekia
Insani.
Nursalim. 2005. Pengantar Kemampuan Berbahasa Indonesia
Berbasis Kompetensi. Pekanbaru: Infinite.