23 July 2012

Paragraf Bahasa Indonesia dan Penerapannya: Pola Penalaran (Deduktif dan Induktif)

Untuk memudahkan mengopy makalah ini, silahkan download di link berikut ini:
Paragraf Bahasa Indonesia dan Penerapannya: Pola Penalaran (Deduktif dan Induktif) .doc
Paragraf (alinea) merupakan kumpulan suatu kesatuan pikiran yang lebih tinggi dan lebih luas dari pada kalimat. Tetapi kalimat yang bukan sekedar berkumpul, melainkan berhubungan antara yang satu dengan yang lain dalam satu rangkaian yang membentuk suatu kalimat.
Dengan paragraf kita dapat membedakan permulaan tema dan akhirnya. Tanpa paragraf kita kesulitan dalam memahami sebuah bacaan, karena kita  terpaksa membaca terus bacaan tersebut tanpa tahu dimana kita harus berhenti. Lain halnya kalau dalam bacaan tersebut sudah diberikan pembagian atas paragraf-paragraf. Kita berhenti sebentar sesudah sebuah paragraf berakhir.

B.  Rumusan Masalah
Dalam makalah ini kami akan membahas tentang Paragraf Bahasa Indonesia dan Penerapannya serta Pola Penalaran (deduktif dan induktif). Dalam makalah ini kami menyertakan contoh-contoh untuk memudahkan pemahaman.

C.  Tujuan
Tujuan adanya makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Bahasa Indonesia dan untuk menambah khazanah keilmuan para pembaca, maka dengan adanya makalah ini kita bisa mengetahui tentang cara penulisan paragraf dan menerapkan pola penalaran deduktif dan induktif.

BAB II
PEMBAHASAN

A.  Paragraf

1.    Pengertian Paragraf
          Menurut Hasnah Faizah paragraf adalah suatu penuangan ide penulis melalui kalimat atau kumpulan kalimat yang satu dengan yang lain yang berkaitan dan hanya memiliki suatu topik atau tema.
          Paragraf tidak lain dari kesatuan pemikiran yang biasa terdapat pada kalimat utama ditambah dengan kalimat penjelas. Ia merupakan himpunan dari kalimat-kalimat yang bertalian dalam suatu rangkaian untuk membentuk suatu gagasan (Nursalim, 2005: 49).
          Jadi, paragraf merupakan kumpulan kalimat yang saling berkaitan dan hanya memiliki satu tema kemudian terdapat didalamnya kalimat utama dan kalimat penjelas.

2.    Tujuan
Nursalim mengemukakan bahwa dalam membentuk sebuah paragraf sekurang-kurangnya mempunyai tujuan:
a.    Memudahkan pengertian dan pemahaman dengan memisahkan suatu tema dengan tema yang lain. bila terdapat dua tema, maka paragraf itu harus dipecahkan menjadi dua paragraf.
b.    Memisahkan dan menegaskan perhentian secara wajar dan formal, untuk memungkinkan kita berhenti lebih lama dari pada perhentian akhir kalimat. Dengan perhentian yang lebih lama ini konsentrasi terhadap tema paragraf lebih terarah.

3.    Jenis-jenis Paragraf
Berdasarkan sifat dan tujuannya Nursalim mengemukakan bahwa paragraf dapat dibedakan atas paragraf pembuka, penghubung, dan penutup.
a.    Paragraf Pembuka
Paragraf pembuka adalah paragraf yang berada diawal bacaan. Paragraf ini bertujuan untuk membuka atau mengantarkan suatu karangan atau pokok pikiran dalam bagian karangan. Oleh karena itu, sifat-sifat paragraf semacam ini harus mampu menarik minat dan perhatian pembaca serta sanggup menyiapkan pikiran pembaca kepada yang akan diuraikan. Paragraf pembuka yang pendek jauh lebih baik, karena paragraf-paragraf yang panjang hanya akan menimbulkan kebosanan pembaca. Untuk menarik minat pembaca ada beberapa cara yang dianjurkan diantaranya:
1)      Mulailah dengan sebuah kutipan, pribahasa, atau anekdot.
2)      Menunjukkan mengapa subjek itu sangat penting.
3)      Menyatakan maksud dan tujuan dari karangan itu.

b.    Paragraf Penghubung
Paragraf penghubung adalah sebuah paragraf yang terdapat antara paragraf pembuka dan paragraf penutup. Dalam membentuk paragraf penghubung harus diperhatikan agar hubungan antara paragraf tersebut teratur, serta disusun secara logis. Sifat paragraf penghubung tergantung pada jenis karangannya. Dalam karangan yang bersifat deskriptif, naratif, dan eksposisi paragraf-paragraf itu harus disusun berdasarkan suatu perkembangan yang logis.

c.    Paragraf Penutup
Paragraf penutup adalah paragraf yang dimaksudkan untuk mengakhiri sebuah karangan atau bagian karangan. Dengan kata lain, paragraf penutup mengandung kesimpulan-kesimpulan pendapat dari hal yang telah diuraikan dalam paragraf-paragraf penghubung. Hal yang paling esensial adalah bahwa paragraf penutup harus merupakan suatu simpulan yang bulat dan betul-betul mengakhiri uraian, serta menimbulkan kesan yang mendalam kepada para pembacanya.
Berdasarkan tema atau kalimat utamanya, paragraf dapat dibedakan atas:
1)   Paragraf deduktif
Paragraf deduktif adalah paragraf yang dimulai dengan pernyataan umum ke pernyataan khusus. Kalimat utamanya terdapat pada awal paragraf. Contoh:


 
Brokoli termasuk sayuran dengan kandungan anti oksidan tinggi sehingga cara memasaknya harus benar. Usahakan agar teksturnya matang tapi jangan sampai mengurangi atau menghabiskan kandungan gizinya. Sayuran ini lebih tepat dimasak jenis rebus setengah matang sebelum dikonsumsi. Segera tiriskan dan siram dengan air dingin agar tetap warnanya tetap cantik, dan bentuknya tidak hancur. Cara memotong brokoli harus benar yaitu mengikuti tangkainya. Selain mempengaruhi kesegaran tangkai brokoli juga berfungsi hiasa untuk menambah selera makan.

2)   Paragraf induktif
Paragraf induktif adalah yang dimulai dengan pernyataan khusus ke pernyataan umum. Dan kalimat utamanya berada diakhir paragraf. Contoh:


 
Peremajaan pohon durian semula dilakukan dengan teknik satu pohon. Satu cabang diujung batang disisakan untuk tempat tumbuh tunas baru. Ternyata hal ini mempunyai banyak kekurangan. Selain mudah tumbang juga lama berbuah. Setelah mencoba teknik tiga batang diperoleh hasil bahwa pohon lebih kokoh, cepat berbuah, banyak tunas, dan buahnya banyak. Sehingga teknik peremajaan tiga pohon atau menara kaki tiga menjadi pilihan terbaik saat ini.
3)        Paragraf campuran
Paragraf campuran adalah gabungan antara paragraf deduktif dan paragraf induktif. Kalimat utamanya berada diawal paragraf tetapi diulang kembali diakhir paragraf. Contoh:
Bisnis tanaman hias tidak lepas dari faktor spekulatif. Dengan sedikit modal kita dapat menghasilkan banyak keuntungan dalam waktu singkat. Namun, ada kalanya modal besar akan hilang karena perubahan harga yang tidak terprediksi. Khususnya untuk beberapa jenis tanaman terlalu mempunyai harga stabil, tetapi untuk jenis yang lain selalu naik turun mengikuti pasar. Kalau anda menyukai bisnis jenis ini berarti anda siap dengan segala jenis spekulasinya.

d.   Paragraf Merata
Paragraf Merata adalah paragraf yang kalimat utamanya terdapat dalam keseluruhan paragraf tersebut. Paragraf ini tiap kalimat mempunyai kedudukan dan kekuatan yang sama dalam mendukung gagasan utama. Contoh:
Pada pagi yang cerah itu Masirah melompat-lompat menyusuri pematang. Dikanan kirinya terbentang luas tembakau yang sudah selutut tingginya. Daunnya hijau lebar-lebar, tanda subur karena cukup pupuknya. Sekali-sekali ia berhenti melayangkan pandangannya ke dangau di ujung ladang. Sudah sejak matahari terbit suaminya menyiangi tembakau. Sekarang tentu sedang beristirahat, karena tidak seorangpun tampak di ladang. Dibayangkannya betapa suaminya akan terkejut gembira karena ia datang agak pagi kali ini. Lagi pula dalam bakul yang dijinjingnya terdapat makanan kesenangan suaminya. Sayur asam, sambal terasi, petai bakar, dan ikan tawes asin, ditambah dengan nasi putih yang masih panas, yang berasnya baru ditumbuk kemarin. Masirah tersenyum bahagia.
Pikiran utama dalam paragraf diatas menjelaskan kegembiraan Masirah melihat ladang dan bertemu suaminya di pagi hari.
Kalimat utama dan kalimat penjelas, masing-masing memiliki fungsi yang berbeda. Kalimat utama berfungsi sebagai tumpuan atau sandaran bagi kalimat-kalimat penjelas. Sebaliknya kalimat penjelas berfungsi menjelaskan hal-hal yang belum jelas pada kalimat utama.

4.    Syarat-syarat Pembentukan Paragraf
Paragraf yang baik dan efektif memenuhi syarat seperti kesatuan koherensi dan perkembangan paragraf. Nursalim berpendapat bahwa yang termasuk syarat-syarat pembentukan paragraf adalah:
a.    Kesatuan
Kesatuan dalam paragraf adalah bahwa semua kalimat yang membina paragraf itu secara bersama-sama menyatakan suatu hal atau suatu tema tertentu.
b.    Koherensi
Koherensi adalah kekompakan hubungan antara sebuah kalimat dengan kalimat yang lain yang membentuk paragraf itu.
c.    Pengembangan Paragraf
Bagaimana kita dapat menghubungkan antara gagasan utama dengan gagasan penjelas.

B.  Penalaran
1.    Pengertian
Penalaran sering diidentikkan dengan jalan pikiran. Jalan pikiran turut menentukan baik atau tidaknya kalimat seseorang, mudah tidaknya pikirannya dapat dipahami. Penalaran atau jalan pikiran adalah suatu proses berpikir yang berusaha untuk menghubung-hubungkan evidensi-evidensi menuju kepada kesimpulan yang masuk akal, dengan demikian kalimat-kalimat yang diucapkan harus bisa dipertanggungjawabkan dari segi akal yang sehat atau harus sesuai dengan penalaran. (Hasna Faiza, 2009: 84)



2.    Jenis-Jenis Penalaran
Pengambilan kesimpulan dalam penalaran dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu deduktif dan induktif. Perbedaan kedua nya adalah:
a.    Penalaran deduktif
Pada dasarnya merupakan penguraian atau pembuktian sebuah kesimpulan kedalam data-data khusus. Pola penalaran ini diterapkan dalam penulisan paragraf deduktif, yaitu pada paragraf yang kesimpulannya ditulis pada awal. Contoh:
Keberhasilan dunia pertanian membawa dampak pada peningkatan kesejahteraan. Salah satu cara yang ditempuh adalah dengan pemuliaan tanaman. Kegiatan ini bertujuan meningkatkan kuantitas dan kualitas produksi tanaman pangan. Usaha tersebut diterapkan pada hampir semua jenis tanaman, misalnya: padi, palawija, buah, sayur dan tanaman hias. Padi yang ditemukan sekarang mempunyai umur singkat, batang pendek, dan butir gabah banyak. Buah-buahan yang dijual di pasar selalu berkualitas tinggi begitu juga dengan sayur dan tanaman hias, semua menunjukkan kondisi baik.
b.    Penalaran induktif
Penalaran induktif adalah proses pengambilan kesimpulan secara umum berdasarkan data-data empiris yang ditemukan. Penalaran induktif yang digolongkan menjadi tiga, yaitu generalisasi, analogi, dan sebab akibat dapat diterapkan dalam penulisan paragraf induktif.
1)   Generalisasi
Pegawai negeri dilingkungan Pemerintahan Daerah Kota Semarang setiap hari Kamis harus memakai pakaian batik dan lurik. Demikian juga pegawai negeri dilingkungan Pendidikan Kota Semarang maupun Propinsi Jawa Tengah. Bahkan pegawai negeri di instansi dimana saja di jawa Tengah memakai batik atau lurik.
Jadi dapat disimpulkan bahwa semua pegawai negeri di Jawa tengah memakai batik atau lurik di hari kamis.


2)   Analogi
Sebuah peribahasa mengatakan bahwa semakin tinggi pohon, semakin kencang pula anginnya. Pernyataan ini sesuai dengan perjalan karir manusia. Ketika seseorang telah menduduki jabatan, selalu ada orang yang tidak menyukai. Ketidaksukaan ini dapat dilampiaskan dalam berbagai bentuk, misalnya: fitnah, ancaman, kekerasan, atau pemerasan.
Dapat dikatakan bahwa jabatan seseorang dan ujian yang dihadapi sama dengan ketinggian pohon dan angin yang menerpanya.
3)   Sebab akibat
Bersamaan dengan naiknya tarif semua angkutan umum, harga sebagian besar bahan pangan naik. Harga kebutuhan pokok pun merayap mengikuti. Semua penjual dipasar melakukan tindakan pengamanan dengan menyesuaikan harga jual terbarunya. Bahkan, label pada semua barang di toko mulai diubah. Demikianlah dampak hebat pengurangan subsisi BBM yang sangat dirasakan oleh masyarakat.
Jadi dapat disimpulkan bahwa dengan naiknya tarif BBM mengakibatkan turut naiknya harga kebutuhan pokok.

BAB III
PENUTUP

A.  Kesimpulan
Dari pembahasan ini dapat kami tarik kesimpulan bahwa paragraf adalah kumpulan kalimat yang saling berkaitan dan hanya memiliki satu tema kemudian terdapat didalamnya kalimat utama dan kalimat penjelas.
Diantara tujuan penggunaan paragraf adalah memudahkan pengertian dan pemahaman dengan menceraikan suatu tema dengan tema yang lain. tujuan lainnya adalah memisahkan dan menegaskan perhentian secara wajar dan formal, untuk memungkinkan kita berhenti lebih lama daripada perhentian kalimat terakhir.
Ada banyak jenis-jenis paragraf yang dapat kita pelajari antara lain paragraf pembuka, paragraf penghubung, paragraf  penutup, dan paragraf merata. Kemudian berdasarkan kalimat utamanya dapat dibedakan menjadi tiga, deduktif, induktif dan campuran.
Penalaran adalah proses berpikir untuk menarik kesimpulan dari kalimat yang dibaca. Dalam penalaran dibagi dua yaitu secara deduktif dan induktif.

B.  Saran
Kami menyadari bahwa makalah ini tentunya masih banyak terdapat kekurangan, kekeliruan dan kesalahan. Oleh karena itu kami harapkan kritik dan saran dari pembaca sekalian yang sifatnya membangun, demi menuju kesempurnaan makalah-makalah kami yang akan datang. Atas kritik dan saran saudara kami ucapkan terimakasih.

KEPUSTAKAAN

Faizah, Hasnah. 2009. Bahasa Indonesia. Pekanbaru: Cendekia Insani.
Nursalim. 2005. Pengantar Kemampuan Berbahasa Indonesia Berbasis Kompetensi. Pekanbaru: Infinite.
Anda sedang membaca postingan yang berjudul Paragraf Bahasa Indonesia dan Penerapannya: Pola Penalaran (Deduktif dan Induktif). Jangan ragu untuk berkomentar dan berkunjung lagi ke Cici Bon. Salam sukses selalu

ShareThis